Akibat Rendahnya SDM Kader Posyandu

PEKANBARU (RiauInfo) - Terkait dari pemberitaan sebelumnya tentang sejumlah anak yang keracunan akibat makan soto ala petugas posyandu Cempaka Putih yang beralamat jalan Sialang Bungkuk, kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya ada dtelah ditemukan akar perasalahannya. Dimana, akibat minimnya pengetahuan bagaimana mengolah makanan yang sehat dan bergizi.

Seperti halnya yang dikatakan wakil ketua Penggerak PKK Sisilia Erizal. Istri wakil walikota yang juga ketua penggerak posyandu se Kota Pekanbaru ini mengungkapkan, jika selama ini tidak pernah ada yang namanya penyuluhan kepada kader tentang memberikan makanan sehat dan bergizi. Menurutnya, setelah kejadian ini, pihaknya akan mengambil hikmah dan akan mengadakan penyuluhan kepada semua kader dalam memberikan makanan yang sehat dan bergizi, ujarnya kepada wartawan. Meski demikian, ia menyayangkan tentang kejadian hingga menimpa 14 orang anak yang kini diantaranya masih dirawat di berbagai rumah sakit yang ada di Pekanbaru, ucapnya saat menghadiri peringatan hari anak nasional di Kantor Walikota. Menyikapi hal ini, ditempat terpisah anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Susi Herlinda mengungkapkan, kader Posyandu yang ada di Kota Pekanbaru hendaknya memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar ahli dan mengerti jenis makanan yang layak dan yang bisa dikonsumi untuk anak. Susi yang ditemui di Balai Payung Sekaki ini menambahkan, akibat kekurang mengertian kader posyandu bisa mengakibatkan anak keracunan atau mungkin mengalami hal-hal yang akan menyebabkan kematian pada anak. Seperti contoh kasus keracunan makanan yang terjadi di Posyandu Cempaka Putih Halan Sialang Bungkuk Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya. Menurut Susi, pemberian Bahan Makanan Tambahan yang salah barangkali merupakan unsur ketidaksengajaan. Karena salah seorang anak kader posyandu yang masih anak juga mengalami keracunan makanan. ”Saya menilai ini hanya unsur ketidan sengajaan karena dalam kaldu ayam itu juga tersimpan zat besi untuk menguatkan daya tahan tubuh balita,” kata Susi. Namun demikian ia berharap para kader posyandu hendaknya memiliki SDM seperti yang diharapkan. Karena persoalan yang dihadapi termasuk makanan merupakan prioritas utama bagi balita tetapi dari segi efek dan kualitas makanan para kader juga harus lebih tau. Jangan sampai makan orang dewasa seperti mieso itu diberikan pada balita. ”Pola makanan dan jenis makanan balita itu sangat berbeda dengan anak-anak yang sudah memasuki taman kanak-kanak (TK). Kedepan, kader posyandu bisa memilah jenis makan yang akan diberikan termasuk kadar gizi yang bagus,” katanya. ”Selain itu terhadap kasus keracunan makanan pada balita, Instansi terkait seperti Diskes untuk segera menindaklanjuti, jangan sampai ini berpengaruh dengah enggannya masyarakat membawa anaknya ke posyandu karena takut kasus keracunan kembali terulang,” ungkapnya.(muchtiar)

Berita Lainnya

Index