Bekas Perkebunan yang Tak Aktif Lagi Berpotensi Terbakar

PEKANBARU (RiauInfo): Kebakaran hutan dan lahan sering menjadi masalah besar bagi Riau. Karena ini masalah ini tidak henti-hentinya dibahas, baik dalam rapat-rapat maupun dalam seminar atau lokakarya.

Rabu (30/4) tadi misalnya, bertempat di Hotel Furaya Pekanbaru digelar Lokakarya Pengkajian Pencegahan Kebakaran Hutan da Lahan. Dalam lokakarya ini, Kepala Dinas Kehutanan Riau Zulkifli Yusuf bertindak selaku Kenote Speech. Dalam kesempatan ini Zulkifli mengatakan dari jumlah areal hutan dan lahan yang ada di provinsi Riau saat ini, hampir sekitar 4 juta hektar dari jumlah tersebut menjadi areal atau kawasan yang berpotensi terjadinya kebakaran. Dia menyebutkan, area atau kawasan yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan ini sebagiannya adalah bekas perkebunan yang sudah tidak aktif lagi. Kemudian juga areal ataupun lahan-lahan milik masyarakat di beberapa daerah yang ada. Lebih lanjut ia menyebutkan, berdasarkan dari data yang ada, sekitar 10 kabupaten/kota di Provinsi Riau ini rawan terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Zulkifli mengatakan, dari 10 kabupaten/kota itu terdapat 47 kecamatan dan sekitar 254 desa dinyatakan rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Hal ini katanya berdasarkan dari pengalaman terjadinya kebakaran hutan dan lahan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Ia mengatakan, terjadi kebakaran hutan dan lahan untuk tahun 2005, tahun 2006 sampai tahun 2007 bisa ditekan. Untuk tahun 2007 katanya kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau hampir 50-60 persen bisa ditekan. Pada kesempatan itu, ia juga memprediksi untuk tahun 2008 ini puncak terjadinya kebakaran hutan lahan akan terjadi sekitar bulan Juni sampai Agustus. Hal ini katanya, bertepatan dengan akan datangnya musim kemarau pada waktu bersamaan. Pemerintah Provinsi Riau katanya, dalam hal ini terus berupaya untuk melakukan pencegahan, penanggulan terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan ini.(ad/bikkb)


Berita Lainnya

Index