Chikungunya Serang Dua Desa di Kecamatan Bantan

PEKANBARU (RiauInfo) - Bupati Bengkalis, H Syamsurizal mengatakan, sudah menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Kadiskes dan KB) untuk melakukan berbagai upaya agar penyakit Cikungunya yang menyerang warga Desa Bantan Air dan Jangkang di Kecamatan Bantan, penyebaran tidak lebih meluas lagi. 

Dikatakan Syamsurizal, dirinya menerima informasi mengenai adanya sejumlah warga Bantan Air dan Jangkang yang terserang Chikungunya itu, dari Camat Bantan, H Eri Kesuma Pribadi. Mendapat keterangan itu, bupati langsung menelepon Kadiskes dan KB, Edi Stiawan Ramli untuk melakukan langkah-langkah konkrit agar tidak semakin meluas. “Sudah. Selain penanganan penderita dengan baik, saya sudah instruksikan kepada Kadiskes dan KB melakukan langkah preventif (pencegahan) agar masyarakat yang terserang tidak bertambah. Diantaranya dengan melakukan fogging (pengasapan),” kata Syamsurizal, ketika dihubungi melalui telepon genggamnya, kemaren. Selain kepada Kadiskes dan KB, Syamsurizal juga mengatakan, telah mengintsruksikan camat Bantan untuk mengajak masyarakat melakukan hal serupa. Terutama melakukan upaya-upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus Cikungunya melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kegiatan 3M. Karena, kata bupati, langkah yang paling efektif untuk memberantasnya memang dengan kegiatan 3 M. Yaitu dengan menguras, menutup dan menimbun (mengubur) sampah yang dapat menjadi tempat berkembanganbiaknya nyamuk. Kepada masyarakat, Syamsurizal mengingatkan, dengan kondisi saat ini dimana air hujan cukup tinggi, pastikan jangan ada satupun tempat atau sampah di sekitar lingkungan tempat tinggal yang dapat menampung air dalam waktu yang relatif lama, meskipun hanya sedikit. Karena genangan air seperti itu akan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aboviktus yang menyebarkan virus Chikungunya. Tempat-tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali harus dikuras. Hal ini dikarenakan nyamuk penyebar virus Chikungunya tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari. Kemudian, kata Syamsurizal, nyamuk yang menyebarkan virus Chikungunya senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selanjutnya, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap. Selain itu, lingkungan dalam rumah juga harus diciptakan menjadi tidak ideal bagi nyamuk tersebut. ”Untuk itu, pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut,” sarannya. Kata Syamsurizal, buruk sanitasi lingkungan di suatu tempat merupakan penyebab semakin cepatnya penyebarluasan penyakit Chikungunya. Untuk itu, dia mengimbau seluruh masyarakat di daerah ini untuk menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing. “Kesadaran masyarakat untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat merupakan jalan yang paling baik untuk mencegah penyebarluasan penyakit Chikungunya,” katanya. Mengenai fogging, Syamsurizal mengatakan, sebenarnya bukan langkah efektif karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan jentik-jentiknya masih hidup. Sebab, selain biaya relatif mahal, katanya, fogging hanya berpengaruh sesaat dan tidak dapat menghilangkan penyebab sebenarnya. “Meskipun demikian, fogging tetap diperlukan untuk mencegah agar penyakit Chikungunya tidak menyebar lebih luas. Saya sudah intruksikan Kadis Dinkes dan KB untuk melakukan fogging di kedua desa tersebut,” katanya. Sementara itu, Kepala Desa Bantan Air, Tarmizi, yang dikofirmasi Jum'at (14/11) kemarin mengatakan, jumlah warganya yang terserang penyakit Cihkungunya ini mencapai ratusan orang. Menurutnya, penyebarannya diperkirakan berawal dari warga yang tinggal di bagian timur, seperti dusun Bengkok, Bangun Sari dan saat ini sudah merebak ke dusun Papal. ”Kasus ini memang sudah kita laporkan, baik itu ke pihak kecamatan maupun kesehatan,” katanya. Tak hanya itu, sesuai saran bupati melalui camat, kata Tarmizi, pihaknya juga telah melakukan langkah-langkah pencegahan. Yakni dengan menginstruksikan seluruh masyarakat untuk menjaga lingkungan. Namun demikian, Tarmizi tetap mengharapkan agar ada langkah konkrit dari Dinkes dan KB untuk membendung penyebaran penyakit ini. Terutama dengan melakukan fogging lingkungan rumah-rumah warga. Khususnya di sekitar kediaman warga yang telah terserang Chikungunya. Selain di Bantan Air, kasus serupa juga terjadi di dusun Parit Tiung Desa Jangkang. Menurut data yang diperoleh, hampir sepuluhan lebih warga Jangkang yang terserang Chikungunya.(ad/rls)
 

Berita Lainnya

Index