Dewan Harapkan MOS yang Berpendidikan

PEKANBARU (RiauInfo) - Penerimaan siswa baru telah berakhir, peneyeleksian pun telah selesai artinya tidak lama lagi akan memasuki tahap awal sekolah. Seiring dengan itu juga, tradisi Masa Orientasi Sekolah (MOS) yang wajib diikuti siswa baru pun dimulai.

Permasalahannya, MOS acap sekali dimanfaatkan oknum siswa untuk melakukan penekanan kepada para yuniornya. Bahkan hingga berdampak kekerasan fisik. Praktek seperti ini bukan rahasia lagi. Lalu bagaimana orientasi yang hanya sifatnya permainan ektrim seperti meletakan sepatu ke leher, membuka baju, berjalan sepanjang drainase. Menurut, Anggota Komisi I Muhammad Sabarudi ST hal-hal seperti ini tidak zamannya lagi untuk diterapkan. Karena pola yang tak ada hubungannya dengan pendidikan ini harus ditinggalkan. Untuk itu, Sabarudi mengharapkan kepada setiap pihak sekolah untuk menjalankan program-program yang berwawasan pendidikan. Sabarudi mencontohkan, bagaiamana pengenalan latarbelakang sekolah, budaya daerah, moral serta agama sebagai landasan utama bagi siswa baru dalam memasuki jenjang yang lebih tinggi. Hal seperti ini pantas dilaksanakan. Dengan demikian, para siswa yunior akan lebih menghormati para seniornya yang telah mampu menggiring mereka ke arah positif. Bukannya karena takut.(muchtiar)
 

Berita Lainnya

Index