DITENGAH KONDISI KRISIS GLOBAL Perkembangan Indikator Perbankan Tetap Meningkat

PEKANBARU (RiauInfo) - Ditengah kondisi moneter dan krisis global saat ini, perkembangan laporan perbangkan di Riau selama triwulan III tahun 2008 menunjukanperkembangan yang mengembirakan. 

Sebab, laporan triwulan III Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikan BI-Rate dari 8,50 persen menjadi 9,25 persen, karena tekanan inflasi dalam negri akibat permintaan agregat masih tinggi. Sehingga BI memandang perlu untuk menjaga agar permintaan agregat tetap tumbuh pada jalur yang aman bagi pencapaian sasaran inflasi dan kestabilan ekonomi dalam jangka menengah. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Perbangkan BI Riau, Muhamamd Nur kepada wartawan Senin (17/11) di ruang rapat Badan Pusat Statistik (BPS) Riau. Dijelaskanya, dari 32 bank umum konvensional dan 7 bank syariah, 2 Bank umum suasta dan 5 unit usaha suasta. Perbankan telah melakukan penyesuaian suku bunga dengan menaikan suku bunga kredit dan suku bunga depoposito. Di sisi lain, likuiditas perbankan yang tak disalurkan dalam bentuk kredit, surat-surat berharga juga sebagai alternatif penanaman dana yang aman bagi perbankan dan sesuai dengan maturity dari dana yang diterima. Namun pengelolaan resiko kredit perbankan menunjukan peningkatan kinerja dan itu terbukti menurunya jumlah kredit bermasalah. Seiring dengan peningkatan jumlah kredit yang disalurkan, beban operasional dan pendapatan operasional perbankan juga menunjukan peningkatan. Penyaluran kredit kepada Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) masih terus menunjukan peningkatan dan ini didorong dengan adanya realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh perbankan Riau. "Kita melihat kondisisi semecam ini menujukan indikasi adanya potensi dan kepedulian perbankan dalam mengembangkan UMKM di Riau," ungkap M Nur. Selain itu, secara umum dana pihak ketiga (DPK) perbankan Riau mencapai Rp32.395.08 miliar dan dana DPK tersebut mengalami peningkatan sekitar 6,51 persen dibandingkan triwulan sebelumnya Rp30.072.26 miliar. Dan peningkatan DPK tersebut terjadi pada kelompok bank umum pemerintah sebesar Rp9,36 persen dan BPR sebesar Rp3,21 persen. Sementara untuk kelompok bank umum suasta mengalami penurunan sebesar 0,47 persen. (muchtiar)

Berita Lainnya

Index