Edirisman Sanggup Berpanas di Siang Hari, Begadang di Malam Hari

news1768PEKANBARU (RiauInfo) - Sejak dua hari terakhir ini ruas Jalan Sudirman Pekanbaru, tepatnya di dekat Kantor Pos Besar, berjejer para penjual bendera. Para pedagang musiman ini sengaja menggelar dagangan bendera untuk memanfaatkan momen hari kemerdekaan RI yang tinggal beberapa hari lagi. Tapi siapa sangka berdagang bendera dan umbul-umbul itu ternyata penuh tantangan juga. Meski keuntungan tidak terlalu besar, namun para pedagang harus terus setiap pada dagangannya dari cuaca dan para pencuri yang selalu bisa saja muncul memanfaatkan kesempatan. Seperti yang diakui, Edirisman, salah seorang pedagang bendera di tempat itu, saat yang paling repot adalah ketika muncul angin ribut dan hujan. "Sebab kalau ada angin ribut, bendera-bendera pasti akan beterbangan kalau tidak secepatnya ditangani," ujarnya. Makanya, kalau angin ribut muncul dia akan minta tolong anak-anaknya untuk memegangi bendera agar jangan sampai terbang kemana-mana. "Tapi saya berharap untuk tahun ini Pekanbaru jarang dilanda angin ribut, agar kami bisa tenang berjualan," jelasnya. Ketika ditanya bagaimana kalau hujan turun, apakah bendera-benderanya disimpan. Bapak dari 3 orang anak asal Padang ini menyebutkan benderanya tetap terpajang di tempat itu. Dia akan membiarkan saja bendera kehujanan, karena sebentar saja bendera-bendera tersebut pasti akan kering sendiri. Hanya saja menurut dia, agar bendera tidak kotor oleh lumpur yang dihasilkan hujan, biasanya bagian bawah bendera akan dinaikan lebih tinggi. Jadi percikan hujan ke tanah tidak akan mengotori kain bendera tersebut. Tantangan lainnya, menurut dia, adalah jika hari malam. Pedagang harus rela begadang menjaga benderanya agar tidak dicuri orang. Sebab bendera atau umbul-umbul itu tidak akan disimpan lagi. Sebab kali disimpan, akan sangat merepotkan pedagang untuk memajang kembali besok harinya. Edirisman mengaku bendera yang didagangkannya bukan miliknya, tapi diambil dari salah seorang induk semangnya. Dia hanya mengambil keuntungan dari hasil penjualan bendera itu. "Kalau nanti bendera tidak habis, sisanya boleh dikembalikan," ujarnya. Orang Kantoran Biasanya, menurut dia lagi, untuk satu bendera merah putih dia bisa mengambil keuntungan antara Rp 1.500 hingga Rp 3.000. Tapi untuk umbul-umbul keuntungannya tidak pasti, karena biasanya orang membelinya dalam jumlah banyak. Pembeli bendera dan umbul-umbul yang didagangkan Edirisman umumnya berasal dari kantor-kantor. Bahkan tidak jarang orang-kantor perkantoran dari Pangkalan Kerinci, Siak, dan Rengat datang ke sini untuk membeli bendera atau umbul-umbul. Ketika ditanya sampai kapan dia menjual bendera itu, Edirisman mengatakan biasanya sampai tanggal 18 Agutus, atau satu hari setelah hari H kemerdekaan RI. "Setelah itu saya kembali ke pekerjaan semula, yaitu jadi pedagang sate," ujarnya. Sementara itu dari pemantauan RiauInfo, Kamis (26/7) ternyata tidak semua pedagang bendera di tempat itu memiliki induk semang. Rini (32) misalnya, dia langsung yang mengadakan bendera dan umbul-umbulnya. Menurut dia, bendera dan dan umbul-umbul itu didatangkannya dari Bukittinggi. "kalau kita yang mendatangkannya dari Bukittinggi keuntungannya bisa lebih besar, bang," jelasnya. Memang harus punya modal cukup besar, tapi bendera ini khan tidak akan basi atau rusak jika tidak terjual semuanya. Kalau tahun ini tidak terjual semuanya, masih bisa disimpan untuk dijual tahun depannya. "Tahun depan paling kita hanya menambahnya saja, sedangkan stok tahun lalu masih bisa dijual kembali," ujar ibu dari 2 orang anak ini.(Ad)


Foto Lainnya:

 
 

Berita Lainnya

Index