Emil Salim Senang, Hotspot di Riau Makin Menurun

news1424 (1)PEKANBARU (RiauInfo) - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Lingkungan Prof Dr Emil Salim mengaku merasa senang karena jumlah hotspot (titik api) di Riau semakin menurun. Bila tahun 2006 tercatat jumlah titik api sebanyak 4.638 titik api, tahun ini hanya tercatat sebanyak 1.042 titik api. Hal itu diungkapkannya saat berdialog dengan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pelalawan, Selasa (26/6) di Gedung Daerah Sri Laksamana Mangkudiraja, Pangkalan Kerinci (ibukota Pelalawan). Dialog ini juga dihadiri Dirut PT Riaupulp, Rudi Fajar. Menurut Emil Salim penurunan jumlah hotspot ini tentunya sangat mengembirakan, karena ini berarti masyarakat Riau telah berhasil mengatasi kebakaran hutan. "Saya berharap kondisi ini terus berlangsung, sampai titik api benar-benar hilang sama sekali," ujarnya. Dikatakannya, keberadaan titik api yang selama ini selalu berkaitan langsung dengan kabut asap yang melanda sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan kabut asap tersebut mencapai negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, sehingga pemerintah daerah tersebut sering memprotesnya. Bahkan karena adanya aktifitas pembakaran lahan beberapa waktu lalu, Indonesia dimasukan sebagai negara pencemar udara kotor peringkat ketiga di dunia. Predikat ini tentunya sangat memalukan, padahal yang melakukan pembakaran hanya segelintir kecil orang saja. Makanya, pemerintah selalu mensosialisasikan akan dampak kebakaran lahan tersebut. Hal ini sudah mulai memberikan hasil, terbukti jumlah titik api semakin menurun. Bahkan di Pelalawan yang tahun 2006 lalu ditemukan 565 titik api, tahun ini hanya ditemukan 160 titik api. Emil Salim merasa yakin Pemkab Pelalawan bisa mengatasi kebakaran hutan ini dan mengajak masyarakatnya untuk memanfaatkan hutan untuk kesejahteraan. "MAsyarakat harus diajak untuk memanfaatkan hutan itu, bukan sebaliknya melakukan pembakaran," tambahnya. Namun dengan semakin menurunnya titik api ini, diharapkan masalah kabut asap tidak lagi terjadi di Indonesia. Karena itu dia minta agar kebakaran hutan dan lahan benar-benar dihentikan. "Baik masyarakat maupun perusahaan menghentikan pembakaran lahan". Sementara itu Dirut Riaupulp Rudi Fajar kepada wartawan mengatakan, Riaupulp selama ini sangat komit terhadap dampak kebakaran lahan dan hutan. Karena itu sejak lama perusahaan ini menerapkan sistem pembukaan lahan tanpa bakar. "Sistem ini kami anggap yang paling baik dalam menjaga lingkungan, terutama mencegah bencana kabut asap," ujarnya. Sebelum berdialog dengan masyarakat Kabupaten Pelalawan, Emil Salim berkesempatan menghadiri acara penyerahan bantuan pendidikan kerjasama Dharma Wanita Persatuan, Pemkab Pelalawan dan Ikatan Wanita Riau Andalan (Iwara) PT Riaupulp di Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Pelalawan. Bantuan itu berupa 150 paket pendidikan untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu di 6 kecamatan di Kabupaten Pelalawan. Bantuan langsung diserahkan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan Pusat Nila F Moeloek didamping Ketua IWARA Riaupulp, Azrina Rudi Fajar.(ad)


Berita Lainnya

Index