Gubri dan Wagubri Hadiri Musrenbangnas

Gubri-dan-Wagubri-hadiri-MusrenbangnasJAKARTA (RiauInfo) - Gubernur Riau H Annas Maamun dan Wakil Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman turut hadir pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2014 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4). Ini adalah Musrenbangnas pertama bagi kedua petinggi Riau itu. Hadir langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, para gubernur, para bupati/walikota serta para kepala bappeda provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia. Selain memaparkan berbagai perkembangan dan kemajuan Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir, Musrenbangnas 2014 kali ini seolah menjadi ajang perpisahan bagi Presiden SBY. Sebab, jika tak ada aral melintang, pada Oktober 2014 Indonesia akan mempunyai presiden yang baru. “Ini akan menjadi Musrenbangnas terakhir bagi saya,” ucapnya. SBY mengucapkan selamat bagi para kepala daerah yang baru saja terpilih dan mengucapkan terima kasih bagi semua pejabat baik menteri maupun kepala daerah yang sudah bekerja dengan baik selama ini. “Bagi gubernur, bupati dan walikota yang baru saja terpilih, saya mengucapkan selamat bekerja. Berikanlah yang terbaik untuk rakyat. Sementara bagi yang sudah beberapa tahun ini mengabdi, saya mengucapkan terima kasih karena sudah bekerja untuk rakyat dan mendukung Pemerintahan SBY,” katanya lagi. Berbeda dari Musrenbangnas sebelumnya. Kali ini Presiden SBY memaparkan satu per satu kemajuan yang telah dicapai selama masa pemerintahannya. Termasuk SBY juga menjelaskan berbagai tantangan dan peluang yang mungkin akan dihadapi presiden yang akan datang. "Saya ingin mengajak saudara melihat apa saja yang sudah kita bersama capai dan apa yang kurang," ucapnya. Menurut SBY, kondisi Indonesia pada 2004, ketika dirinya baru saja terpilih sebagai Presiden RI, negara dengan pertumbuhan yang rendah, mempunyai utang terhadap IMF hingga Rp69 triliun, dan menghadapi sanksi serta embargo militer dari berbagai negara. "Pemberantasan korupsi pada 2004 juga baru mulai meningkat," ungkapnya. Ia melanjutkan, dalam sepuluh tahun terakhir PDB Indonesia berhasil melonjak drastis. Pada 2004, PDB Indonesia mencapai Rp2.295 triliun. Namun pada tahun 2013 PDB Indonesia mencapai Rp9.084 triliun. Keberhasilan menaikkan PDB ini, menurut SBY, membawa posisi Indonesia masuk dalam kelompok 15 negara dengan ekonomi terbesar dunia. Cadangan devisa, ia menambahkan, juga pernah menembus US$124,6 miliar. Namun, saat ini cadangan devisa hanya sekitar US$103 miliar. Ia mengklaim pemerintah juga berhasil menurunkan rasio utang terhadap GDP, semenjak 2004 turun dari 56,6 persen (2004) menjadi 23 persen (2014). Angka ini menurutnya jika dibandingkan dengan negara-negara G20 lainnya merupakan yang terendah. Ia mencontohkan, beberapa negara seperti Jepang (227,2 persen), Jerman (86 persen), Inggris (107 persen), dan Amerika Serikat (104 persen). Utang luar negeri pun, menurut SBY, turun dari sebesar 27,8 persen (2004) menjadi 7,8 persen (2014) atau berkurang hingga 70 persen. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pun meningkat hingga empat kali lipat dibanding 10 tahun lalu dari Rp427,3 triliun menjadi Rp1.842,5 triliun. Angka kemiskinan dari sekitar 16,7 persen pada 2004 turun menjadi 11,47 persen pada 2014. Pengangguran juga demikian. Dari 9,9 pesen pada 2004 turun menjadi 6,3 persen pada 2014. Di bidang pendidikan dan kesehatan juga semakin membaik. Begitu juga soal ketahanan pangan. SBY mengungkapkan, banyak yang pesimis Indonesia bisa maju dalam hal ekonomi. Terutama setelah dihantam krisis pada 1998. Namun, sejarah membuktikan bahwa indonesia bisa maju. "Tugas pemerintahan selanjutnya adalah mempercepat dan memperkuat pembangunan Indonesia ke depan,” tutup SBY yang memberi judul pidatonya kali ini “Mari Percepat dan Perkuat Pembangunan Kita.” Dari Riau, juga nampak hadir Kepala Bappeda M Yafiz, Bupati Bengkalis Herliyan Saleh dan Bupati Pelalawan HM Harris. (rls) Foto lainnya: [gallery link="file" ids="20004,20003"]

Berita Lainnya

Index