Gubri H Annas Maamun: Soal RTRW, Saya Ingin Masyarakat Merasakan Manfaatnya

Gubri-H-Annas-Maamun SETELAH beberapa waktu belakangan ini merasa harap-harap cemas terkait belum disahkannya RTRW (Rancangan Tata Ruang Wilayah) Riau yang diperjuangkan. Kemarin malam, setelah mendapat sebuah telepon, tiba-tiba kegalauan Gubri H Annas Maamun berubah menjadi bahagia bercampur haru. Sebab, kabar yang diterima, tidak saja soal RTRW yang sudah ditandatangani. Bahkan, Menhut Zulkifli Hasan langsung akan menyerahkan sebagai Kado Ulang Tahun ke 57 Riau yang jatuh pada hari ini. Untuk mengetahui lebih dalam apa yang ada dihati Gubernur Riau yang juga Ketua DPD Golkar Riau ini, suami dari Hj Latifah Hanum ini menuturkan. Bagaimana perasaan Bapak setelah mendapat kepastian RTRW yang diperjuangkan selama ini sudah ditandatangani Menhut? Tentu saja kita semua merasa senang. Apa yang kita perjuangkan tidak sia-sia. Saya tentu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi, terutama kepada Menhut Bapak Zulkifli Hasan dan Presiden SBY yang telah mengesahkan RTRW diakhir masa kepemimpinannya. Seberapa penting RTRW itu bagi masyarakat dan Riau sendiri? Sangat penting sekali. Karena RTRW itu menjadi dasar kita baik bagi pemerintah daerah dalam menjalankan pembangunan, maupun masyarakat secara umum, karena  RTRW itu  merupakan pengelolaan tata ruang tidak saja menyangkut tanah dan wilayah, juga statusnya. Bahkan, jika tidak disahkan, justru akan menghambat kita dalam melaksanakan pembangunan. Bisa Bapak contohkan dampak tidak disahkan RTRW selama ini? Misalnya, pembangunan jalan dari Bagan Siapi-api ke Dumai yang terhalang karena melintasi lahan HGU milik sebuah perusahaan. Yang  paling dekat, terhalangnya pembangunan Tol Pekanbaru-Dumai akibat persoalan status lahan. Oleh karena itu, setelah beberapa bulan dilantik jadi Gubri, saya dengan sekuat daya dan upaya, memohon agar Pemerintah Pusat segera mengesahkan RTRW Riau tersebut. Mengapa pengesahan RTRW Riau ini begitu lama dan berlarut-larut sampai kononnya delapan tahun? Saya tidak tahu lah apa yang terjadi dan yang dilakukan sebelumnya. Yang jelas saya selalu bekerja serus dan sungguh-sungguh. Terkait RTRW, saya terlibat langsung. Tidak saja tenaga dan fikiran, uang pribadipun saya korbankan demi kepentingan daerah. Saya lakukan dengan berbagai cara. Selain pergi sendiri menemui tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh seperti Menko Kesra Agung Laksono, Akbar Tanjung, Menhut Zulkifli Hasan sendiri, Jusuf Kalla bahkan Presiden SBY. Disamping itu, kita juga melibatkan berbagai pihak, termasuk para tokoh dan berbagai komponen masyarakat Riau itu sendiri. Apa benar, pengesahan RTRW ini menjadi Kado Ulang Tahun Riau? Atau karena secara kebetulan saja disahkan bertepatan waktunya? Sebenarnya itu secara berkebetulan saja. Dan menurut saya yang lebih tepat itu, merupakan hadiah dari kepemimpinan Presiden SBY kepada masyarakat Riau, karena RTRW disahkan diakhir masa jabatan beliau. Dan kita selaku masyarakat Riau patut memberikan apresiasi dan penghormatan kepada beliau khususnya. Pengesahan RTRW dimasa kepemimpinan Bapak yang belum genap satu tahun merupakan sebuah prestasi luar biasa. Namun, dilain hal, seperti penyerapan APBD 2014 yang kononnya baru 30 persen padahal sudah bulan kedelapan, menjadi persoalan yang tak dapat dipungkiri. Dapat Bapak jelaskan apa persoalan yang menyebabkannya? Saya ini di pemerintahan bukan setahun dua tahun. Saya mengerti dan memahami aturan. Kalau ada kegiatan yang tak boleh dijakanlan, pasti ada persoalan. Selagi tidak ada masalah, tidak ada kegiatan yang ditahan. Contoh, ada kegiatan pemeliharaan rumah dinas Gubri senilai Rp4 miliar lebih. Berdasarkan aturan, itu harus dilelang. Tetapi itu tak dilakukan, bahkan anggaran sebesar itu, dipecah-pecah sehingga dijadikan PL (Penunjukan Langsung). Tentu saya hentikan. Karena itu tidak dibenarkan dan melanggar aturan. Kemudian contoh lain ada  kegiatan pengadaan bibit ayam, itik dan lain-lain sebanyak 300 ribu ekor lebih kurang. Saya tanya, di mana mencari sebanyak itu? Kalaupun dapat, kepada siapa diberikan? Karena mereka tak bisa menjawab dan menjelaskan, tentu saya pending. Itu beberapa contoh yang banyak terjadi dalam penganggaran selama ini. Di samping itu, banyak kebijakan-kebijakan Bapak yang kontroversial. Misalnya, melarang atau membatasi pejabat eselon 2 berpergian seperti ke Jakarta. Apa yang mendasari kebijakan itu? Saya bukan melarang dan membatasi. Pertanyaan saya, untuk apa dan dalam kepentingan apa, para kepala biro, kepala dinas berangkat ke Jakarta setiap Minggu? Sedangkan Gubernur saja sebulan sekali tak ada ke Jakarta. Kita ini abdi masyarakat. Bekerja untuk rakyat dan daerah. Kalau setiap Minggu ke Jakarta, berapa waktu dan anggaran perjalan dinas yang diperlukan? Lebih baik dana itu digunakan untuk membangun rumah layak huni bagi masyarakat miskin, sekolah, Puskesmas, rumah ibadah dan sebagainya. Apa makna Ulang Tahun ke 57 Riau dan pesan apa yang dapat dipetik dengan memperingatinya saat ini? Sebagai peristiwa sejarah, banyak makna yang dapat diambil dalam memperingati Ulang Tahun ke 57 Riau tahun ini, yang syarat dengan nilai-nilai perjuangan para tokoh kita waktu itu. Kita mengenal bagaimana sosok Almarhum Wan Ghalib, Makrifat Marjani, DM Yanur, HM Amin dan lain-lain, yang berjuang tanpa pamrih, tanpa memikirkan untuk menjabat ini atau itu. Mereka semata-mata berjuang, berkorban tampa mengharapkan imbalan  demi masa depan daerah dan generasi berikutnya. Bagaimana mereka membangun nilai-nilai kebersamaan, kesetiakawanan dalam memperjuangkan kepentingan daerah yang lebih maju. Dengan melepaskan diri dari kepentingan kelompok dan golongan, dengan berkorban apa saja dengan tidak berfikiran siapa mendapat apa. Dengan membangun spirit ke-Riau-an, sebuah semangat, yang semata-mata melihat seseorang dari komitmennya terhadap Riau, tidak dari mana asal muasalnya. Oleh sebab itu, saya berharap kepada generasi muda Riau hari ini, untuk dapat mewarisi nilai-nilai itu, sehingga kita tidak mudah terpecah belah. Bersempena dengan Ulang Tahun ke 57 Riau ini, mudah-mudahan dapat dijadikan moment untuk kembali membangun semangat kebersamaan, keiklasan, kebersamaan, dan semakin meningkatkan kepedulian dan komitmen untuk membangun dan memajukan Riau yang sama-sama kita cintai ini. Terkait di jajaran birokrasi yang Bapak pimpin di Pemprov Riau? Pertama, saya menghimbau agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh. Saya dapat dipastikan menjadi Gubri hanya untuk satu priode saja. Oleh sebab itu, dalam waktu lima tahun kepemimpinan saya bersama Wagub Andi Rachman, kami ingin masyarakat Riau merasakan manfaatnya. Oleh sebab itu, kegiatan atau program yang tak berdampak secara kepada rakyat, akan dikurangi. Dan saya berharap, jangan lagi mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakuan. Yang sudah berlalu ya sudahlah. Tapi mulai hari ini dan ke depan mereka harus mau mengubah diri. Saya tak ingin masyarakat yang selama ini terbelenggu dalam “rantai” kemiskinan tetap miskin tanpa ada program dari pemerintah yang mengubah miskin menjadi layak hidup. Atau ibarat rumah, dia menjadi rumah layak huni.  

Berita Lainnya

Index