HIV Juga Menghantui Penghuni Lapas Pekanbaru

PEKANBARU (RiauInfo) - Lembaga pemasyarakatan (Lapas) termasuk salah satu tempat yang dilirik untuk pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Pasalnya, penularan HIV melalui jarum suntik dan perilaku seks yang berisiko kerap diidap oleh penghuni lapas.

"Survey membuktikan tingkat prevalensi HIV di kalangan warga binaan atau anak didik di beberapa Lapas di Indonesia sangat tinggi, khususnya pengguna Narkotika termasuk di Lapas Pekanbaru,"ungkap Drs.Djoni Priyatno,Bc.IP yang menjabat Kepala Lapas Klas II A Pekanbaru, Selasa (29/1) pada acara Rakerda KPA Provinsi Riau, di Hotel Furaya Pekanbaru. Menurut Djoni, penghuni dari kasus penyalahgunaan Narkoba di Lapas klas II A Pekanbaru mengalami peningkatan yang pesat, termasuk dari kasus penyalahgunaan narkotika suntikan. Penghuni Lapas juga masih berperilaku praktek beresiko penularan HIV di kalangan warga binaan selama dalam masa pembinaan. Seperti pembuatan dan melenyapkan tato, perilaku hubungan seks berisiko, penggunaan alat cukur secara bersama dan penggunaan sikat gigi secara bersama-sama. Tercatat penghuni Lapas Pekanbaru yang terkait kasus Narkoba meraih peringkat tertinggi dengan tahanan sebanyak 112 orang, urutan kedua ditempati kasus pencurian 49 tahanan. Sedang urutan ke tiga ditempati oleh kasus perampokan dengan 14 orang tahanan. kasus pembunuhan dengan 3 orang tahanan berada di peringkat ke empat dan urutan ke lima adalah kasus Illegal Logging yang disandang oleh dua orang tahanan. "Pencegahan dan penanggulangan HIV sangat perlu bagi penghuni lapas, khusunya bagi penghuni yang terkait kasus Narkoba yang berisiko penularan HIV seperti penggunna narkoba dengan jarum suntik dan perilaku lainnya oleh penghuni Lapas,"sebut Djoni.(Surya)
 

Berita Lainnya

Index