Jalan Satu Arah A Yani Menuai Kritikan

PEKANBARU (RiauInfo) - Rencana Pemerintah Kota Pekanbaru menjadikan jalan Ahmad Yani menjadi satu arah telah menuai kritikan dari pengusaha dan pedagang tempatan. Menurut mereka, sejak diberlakukannya jalan satu arah pada dua minggu yang lalu, pendapatan usaha mereka merosot tajam. 

Atas permasalahan ini, tiga orang perwakilan pengusaha jalan Ahmad Yani, diantaranya pemilik apotik Husada nomor 13 Yunisri, Stokis Tiansi nomor 117 Afrizal, serta Apotik Yuda, Yuda mendatangi Komisi I DPRD Kota Pekanbaru untuk meminta solusi. Dalam pertemuan tersebut, mereka (pengusaha, red) hanya diterima Ketua Komisi I Sondia Warman dan Wakil Ketua Komisi I Dedi Villia. Yunisri selaku perwakilan dalam pertemuan tersebut memaparkan, sebelum diberlakukannya jalan Ahmad Yani menjadi satu arah, pendapatan usaha mereka mencapai dua juta rupiah. Namun setelah diberlakukan satu arah, pendapatan mereka drastis menurun, Rp500 ribu kebawah. Bahkan sempat beberapa kali hanya mendapat Rp226.000 saja. Menurunnya pendapatan mereka juga diakui beberapa pengusaha lainnya. Menurut Yuda, pemilik apotik Yuda, jika pemerintah melalui dinas terkait lambat memberikan solusi dikawatirkan, karyawannya yang berjumlah 7 orang itu akan kehilangan pekerjaan, mengingat pendapatan mereka terus berkurang dari sebelumnya. Sementara Afrizal pemilik stokis Tiansi sempat menyesalkan kenapa hanya karena kemacetan di depan sekolah Santa Maria lalu diberlakukan jalan satu arah yang akhirnya berdampak kepada para pengusaha di jalan Ahmad Yani, khususnya mereka yang termasuk areal satu arah. Pada pertemuan itu, mereka memperlihatkan tandatangan para pengusaha atau pedagang sebanyak 62 orang. Menurut Afrizal 62 tandatangan yang berhasil dikumpulkan dalam satu pernyaaan ini baru sementara, masih ada lagi yang lainnya, kata Afrizal semangat. Subtansi dari pernyataan itu adalah untuk menolak dijadikannya jalan Ahmad Yani menjadi jalan satu arah, dengan alasan para pedagang merugi. Ketika ditanya lebih lanjut apabila pemerintah tetap menjadikan satu arah, maka pengurangan tenaga kerja tak bisa terhindarkan, ungkapnya. Lebih lanjut, ia memberi solusi kepada pemerintah, khususnya kepada pihak santa Maria agar tempat parkir khusus. Sehingga kemacetan dapat diminimalisir. Kemudian pihak sekolah Santa Maria juga diharapkan menyediakan bus sekolah. Sehingga setiap penjemputan anak sekolah tidak lagi dengan mobil pribadi masing-masing. Dengan demikian, kemacetan dapat dihindari, terangnya Rabu (12/11). (muchtiar)


Berita Lainnya

Index