Kayu Bakar Kembali Jadi Pilihan Warga

PEKANBARU (RiauInfo) - Kenaikan harga gas elpiji yang diberlakukan Senin (25/8) ini telah menambah beban masyarakat. Sebab dengan harga sebelumnya yang masih Rp 63.000, harga di tingkat eceran di Pekanbaru mencapai Rp 85.000. Dipastikan dengan dinaikkan harga gas setiap bulan, harga komuditi itu bisa di atas Rp 100.000 per tabung. 

Terkait hal itu, banyak warga Pekanbaru punya rencana beralih menggunakan bahan bakar lainnya, misalnya minyak tanah dan kayu bakar. Tapi karena minyak tanah juga sulit didapat, tidak ada pilihan lain selain kayu bakar yang kini juga sulit didapatkan. Etek Timah, salah seorang penjual goreng-gorengan di Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Limapuluh mengaku tidak mungkin lagi menggunakan gas elpiji di bulan-bulan berikutnya. "Soalnya keuntungan yang saya peroleh tidak akan terkejar oleh kenaikan harga gas elpiji," jelasnya. Karena itu, dia punya rencana untuk kembali menggunakan kayu bakar. "Saya akan bayar orang untuk mencari kayu-kayu bekas yang banyak terdapat di proyek-proyek pembangunan ruko. Kayu-kayu itu biasanya bisa dibeli dengan harga murah," ungkapnya. Tidak hanya penjual goreng-gorengan saja yang akan beralih ke kayu bakar, Ny Syamsidar, warga Jalan Utama, Simpangtiga, juga akan melakukan hal yang sama. Ironisnya, ibu dari dua orang anak ini mengaku baru tiga bulan menggunakan gas elpiji. "Saya menggunakan gas elpiji karena desakan anak-anak, karena minyak tanah sulit didapatkan. Anak-anak malah patungan membeli kompor gas elpiji agar saya tidak perlu antre lagi beli minyak tanah," ujarnya. Tapi dengan naiknya harga gas elpiji saat ini dia merasa tidak mampu lagi membelinya. Terpaksa nantinya kembali lagi ke kayu bakar.(Ad)


Berita Lainnya

Index