Lalu Dijual Lagi ke Riau Dengan Harga Lebih Mahal

PEKANBARU (RiauInfo) - Kekurangan beras yang terjadi di Riau ternyata bukan hanya disebabkan oleh rendahnya produksi beras yang dihasilkan petani di Riau. Tapi juga disebabkan karena banyaknya gabar petani di daerah ini dijual ke luar Riau. 
Diperkirakan sebanyak 80 persen gabah petani yang dihasilkan di Riau dijual ke luar Riau karena keterbatasan kemampuan dari petani Riau untuk mengolah sendiri gabah yang dihasilkannya. Hal ini jelas sangat merugikan Riau secara menyeluruh. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Riau Humizri Husin ketika dihubungi di Pekanbaru mengakui kenyataan itu. Menurut dia, hampir 80 persen gabah yang berasal dari petani Riau banyak dibeli daerah lain. Gabah tersebut diolah kemudian dibawa lagi ke Riau kemudian dijual dengan harga lebih mahal. Kondisi ini, menurut dia, tentunya sangat merugikan masyarakat Riau sendiri. Seharusnya gabah-gabah yang dihasilkan petani di Riau itu diolah sendiri di dalam wilayah Riau dan dijual kepada masyarakat Riau. Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah kabupaten/kota di Riau Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah perlu ada pendanaan atau talangan dari daerah terhadap petani. Dengan demikian, permasalahan ini tidak akan terjadi lagi. "Kita yang melakukan cocok tanam, lantas orang lain yang mengambil untung besar. Perumpaan ini hendaknya menjadi pemikiran bersama," imbuh dia, Selanjutnya, dalam pembelian gabah petani, daerah hendaknya menyesuaikan dengan ketentuan secara nasional atau pasaran. Dicontohkan Humizri, seandainya harga gabah Rp2000 per Kg, belilah dengan harga tersebut."Saya rasa pemerintah daerah sudah mengetahui hal itu," ucapnya.(Ad)
 

Berita Lainnya

Index