LAPORAN DARI YOGYAKARTA Konsultan "MelayuOnline.com" Dikukuhkan sebagai Guru Besar

YOGYAKARTA (RiauInfo) – Salah satu konsultan MelayuOnline.com, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil., secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Antropologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), beberapa waktu lalu. Upacara pengukuhan dimulai pada pukul 10.00 hingga 11.15 WIB di Ruang Balai Senat UGM, dan dihadiri oleh seluruh anggota Majelis Guru Besar UGM, Senat Akademik UGM, dosen dari berbagai fakultas dan universitas, rombongan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM), serta anggota keluarga dan kolega yang bersangkutan. Mas Heddy, demikian ia akrab disapa, dalam pidato pengukuhannya mengangkat tema “Paradigma dan Revolusi Ilmu dalam Antropologi Budaya: Sketsa Beberapa Episode”. Menurutnya, asumsi dasar yang melandasi pemilihan tema itu adalah: pertama, bahwa setiap aktivitas keilmuan pada dasarnya ditujukan untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru melalui paradigma-paradigma baru guna meningkatkan mutu kehidupan manusia. Kedua, universitas adalah tempat pengembangan penelitian yang serius dan berkelanjutan lewat paradigma baru yang dikembangkan oleh para ilmuannya. Dan ketiga, pengembangan paradigma baru hanya akan dapat berjalan secara efisien dan efektif apabila para ilmuan memiliki kesamaan konsepsi tentang paradigma tersebut. Apa yang disampaikan oleh Mas Heddy tampaknya merupakan keprihatinannya atas perkembangan ilmu antropologi dan ilmu-ilmu sosial-budaya lainnya di Indonesia. Hal itu terkait dengan tidak munculnya kajian kritis atas teori-teori, dan tidak adanya paradigma baru yang lahir dari kalangan ilmuan Indonesia sendiri, sehingga perkembangan ilmu sosial-budaya secara teoritis dan metodologis sangat lamban. “Meskipun berbagai penelitian telah dilakukan, puluhan buku pengantar, teori, metode, dan hasil penelitian juga telah diterbitkan, berbagai pusat kajian telah didirikan, namun itu semua ternyata belum mampu mendorong munculnya kajian kritis atas teori-teori serta metode, ataupun mendorong munculnya paradigma baru dari kalangan ilmuan Indonesia,” jelas Mas Heddy. Permasalahan di atas, menurutnya, disebabkan oleh kurangnya diskusi kritis tentang teori, konsep, serta belum adanya visi dan misi ilmu sosial-budaya Indonesia dan cara mewujudkannya. Di samping itu, ilmu-ilmu ini dipandang tidak banyak memberikan sumbangan nyata pada upaya mengatasi berbagai masalah sosial-budaya di Indonesia. Berbeda dengan di Indonesia, ilmu-ilmu sosial-budaya dapat berkembang secara dinamis di Barat yang ditandai dengan revolusi keilmuan dalam beberapa dekade. Dijelaskan Mas Heddy bahwa revolusi adalah munculnya paradigma baru yang mengungkap aspek-aspek tertentu dari kenyataan, yang sebelumnya terabaikan. Jadi, revolusi di sini bukanlah pergantian paradigma namun sebagai penyempurna paradigma lama, yang memungkinkan para ilmuan sosial-budaya memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai gejala yang mereka pelajari. Jika para ilmuan Indonesia mampu mengembangkan paradigma baru, maka pengembangan ilmu pengetahuan akan lebih efektif dan efisien, dan dialog keilmuan akan mudah terjalin. “Dengan kesadaran yang kokoh tentang paradigma, revolusi ilmu pengetahuan akan dapat dilakukan lebih terencana, lebih mudah, dan lebih cepat,” tegas Mas Heddy mengakhiri pidatonya. Dengan pengukuhan tersebut, konsultan MelayuOnline.com yang bergelar profesor kini berjumlah lima dari delapan konsultan. “Kami berharap dengan pengukuhan ini, kiprah Mas Heddy dalam memajukan ilmu pengetahuan di bidang sosial-budaya semakin besar, serta semakin banyak melahirkan karya-karya baru,” kata Hadi Kurniawan (Wakil Pimpinan Umum MelayuOnline.com) mewakili rombongan BKPBM kepada Mas Heddy. Usai pengukuhannya di Balai Senat UGM, acara tasyakuran di Gedung University Club (UC) UGM menjadi ajang ramah-tamah antara Mas Heddy dengan segenap tamu undangan. Lagu-lagu klasik kesukaan Mas Heddy terus dilantunkan secara live mengiringi jalannya acara tersebut. Semua hadirin tampak ceria berbagi kebahagiaan. “Kita semua di sini sangat berbahagia atas pengukuhan Pak Heddy, sang pendekar Antropologi UGM, sebagai guru besar. Pengukuhan itu sendiri berarti pengakuan atas karya-karya beliau selama ini,” kata Prof. Dr. Irwan Abdullah (Direktur Sekolah Pascasarjana UGM) saat memberikan sambutan.(ad)
 

Berita Lainnya

Index