LKD Segati Lakukan Penghijauan di Areal Konservasi Riaupulp Sektor Langgam

news633309PEKANBARU (RiauInfo) - Kolaborasi pengelolaan kawasan konservasi antara Riaupulp dan masyarakat Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan diawali dengan rehabilitasi kawasan riparian atau sempadan sungai yang berada di dalam konsesi Riaupulp di Estate Langgam. Kolaborasi ini di fasilitasi oleh Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat Riau (FKKM Riau). Adapun kolaborasi ini merupakan kemitraan dalam pengelolaan kawasan konservasi. Perusahaan membuka akses kawasan konservasinya yang berada di dalam konsesinya untuk sama-sama dijaga dan dikelola bersama masyarakat.Masyarakat bisa memanfaatkan Hasil Hutan Non Kayu (HHNK) yang ada didalam kawasan konservasi seperti rotan, buah, tanaman obat, madu sialang dan lainnya. Jika ada kawasan konservasi yang rusak perusahaan dan masyarakat secara bersama melakukan rehabilitasi untuk mempertahankan fungsi tata airnya. Demikian terungkap dalam acara penanaman bibit melinjo dan anakan alam, Selasa (19/08) lalu, di kawasan konservasi Sector Langgam yang dihadiri oleh masyarakat Desa Segati yang di koordinasi oleh Lembaga Konservasi Desa (LKD) Segati, FKKM Riau dan perwakilan pihak perusahaan. Integrated Conservation Management (ICM) Head Environment Fiber Riaupulp Inra Gunawan menjelaskan disela-sela kegiatan penanaman. “Penanaman melinjo dan anakan alam merupakan program awal dari kolaborasi perusahaan dengan masyarakat Desa Segati untuk sama-sama menjaga hutan (areal konservasi)," ujarnya. Perusahaan bersama masyarakat menyadari secara penuh bahwa kawasan-kawasan riparian atau sempadan sungai sangat penting peranannya dalam menjaga kelestarian dan melindungi tata air, terutama aliran sungai. Oleh karena itu kita berkomitmen untuk menghijaukannya. Kebetulan riparian-riparian ini hulunya berada di dalam konsesi Riaupulp, dan mengalir ke sungai Segati yang masuk melintasi pemukiman masyarakat Desa Segati. Masyarakat cukup tergantung dengan sungai sehingga kita berkolaborasi untuk mengelola kawasan konservasi ini”, ujarnya. Lebih lanjut dikatakannya “Pemilihan jenis melinjo untuk rehabilitasi selain permintaan masyarakat juga karena tanaman jenis ini multi fungsi. Selain fungsi lindung masyarakat bisa memanfaatkan daun dan kulit buah untuk dibuat sayur, daging buah bisa selain untuk sayur juga bisa diolah untuk emping”,tandas Inra. Sementara itu ditempat yang sama, Aiden Yusti, Sekjen FKKM Riau menjelaskan, bahwa sebelum acara penanaman sebagai upaya fasilitasi proses kolaborasi, FKKM Riau bekerjasama dengan Riaupulp memberikan pelatihan sebagai upaya untuk membangun kapasitas masyarakat mengenai melinjo, pemanfaatan hasil hutan non kayu, kebijakan kehutanan dan budidaya keramba ikan. Sebagai narasumber pada pelatihan itu dilibatkan tenaga ahli dari perguruan tinggi seperti UNRI dan UNILAK.(ad/rls)

Berita Lainnya

Index