MANAJER MITRA SWALAYAN AKUI MENJUAL MAKANAN KADALUARSA "Bukan Saya Marah, Tapi Dia yang Marah"

PEKANBARU (RiauInfo) - Manajer Mitra Swalayan akui sempat melakukan penjualan makanan keleng, Quaker Oat yang sudah kadaluarsa. Tetapi penjualan tersebut hanya kelalaian pengawasan dari karyawannya. Sebagai indaklanjutnya, makanan kaleng tersebut kini sudah dikembalikan ke pihak distributor sedangkan makanan lainnya dinyatakan aman setelah kembali melakukan pengecekan ulang. 

Seperti halnya yang dikatakan manajer Mitra Swalayan, Joni melalui telephon selulernya, Selasa (23/12). Selain itu, Joni juga meminta maaf atas kehilapan ini, kedepan segala jenis barang makanan yang ditanganinya akan dilakukan pengawasan secara ketat. Sehingga tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Terkait adanya sikap kekurangramahannya saat menghadapi komplain pembeli atas makanan kaleng Quaker Oat yang diketahui dari lesensi telah kadaluarsa, Joni membantahnya. Menurutnya, justru saat pembeli Quaker Oat kadaluarsa yang marah-marah. Sedangkan dirinya sudah memberi solusi dengan cara menggantikan uang yang telah dikeluarkan. "Tidak ada saya marah-marah. Yang marah-marah itu justru pembeli. Kita tawarkan, bahwasanya Quaker Oat kadaluarsa diganti, tetapi malah marah-marah. Kami disebut menjual barang kadaluarsa, pada hal yang dijual itukan hanya satu, itupun karena kelalaian karyawan yang tidak melakukan pengecekan barang. Dan saat ini makanan tersebut telah dikembalikan ke distributor," katanya saat dihubungi melalui telephon selulernya. Sebelumnya, swalayan yang terletak di jalan Hangtuah, Sail ini dikomplain oleh salah seorang pembeli yang mendapati makanan kaleng bernama Quaker Oat yang dibelinya dari Mitra Swalayan. Setelah sampai ke rumah, barulah tau ternyata makanan impor itu sudah kadaluarsa dengan batas konsumsi, September 2008. Merasa tertipu, pembeli melaporkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan berjanji untuk menindaklanjuti. Tak sampai disitu, pembeli ini pun kembali ke Mitra Swalayan untuk melakukan komplain. Menurutnya, sesampai di swalayan tersebut, manajer swalayan malah berdalih macam-macam dengan mengatakan hal itu biasa saja karena begitu banyaknya barang yang dijual di swalayan. Jadi tidak mungkin terkontrol semua, kata pembeli yang kesal dengan jawaban demikian.(Muchtiar)
 

Berita Lainnya

Index