Masyarakat Ucapkan Terima Kasih pada PT Kondur Petroleum SA

news7851PEKANBARU (RiauInfo) - Meskipun belum normal, namun berkat dioperasikannya LCT Muara Mas Pasifik (MMP) bantuan PT Kondur Petroleum SA (PT KPSA), aktifitas penyeberangan dari pelabuhan Ro-Ro Desa Air Putih (Kecamatan Bengkalis) – Sungai Selari (Bukit Batu), Jum’at (26/12), sudah berjalan kembali. Atas bantuan itu, masyarakat mengucapkan terima kasih. Bantuan itu dibertikan PT KPSA, untuk mengatasi terhentinya pelayanan penyeberangan di jalur yang menghubungkan pulau Bengkalis dan Sumatera itu. Memang, sejak ‘kaburnya’ LCT Alfa Star V yang disewa rekanan untuk menggantikan KMP Tasik Gemilang milik Pemkab Bengkalis yang naik dock, sejak Senin (22/12) lalu, aktivitas penyeberangan di selat Bengkalis itu, terhenti total. Dijelaskan Kabag Humas Pemkab Bengkalis, Johansyah Syafri, sebenarnya LCT MMP yang dapat mengangkut antara 50-60 kendaraan pribadi itu sudah bisa dioperasikan sejak Kamis (25/12). “LCT MMP tiba diperairan Sungai Selari Kamis Sore sekitar pukul 14.00 Wib dan langsung berupaya untuk sandar di pelabuhan Sungai Selari. Namun karena kencang arus air laut surut, upaya itu tidak berhasil,” kata Johan. Adapun kendalanya, karena jarak dapra (tiang penyangga) di pelabuhan Sungai Selari lebarnya hanya 15 meter, sementara lebar LCT MMP 13 meter. Karena arus laut kencang sementara ruang yang tersedia dari selisih lebar LCT MMP dengan tiang penyangga itu kecil, nakhodanya tidak berani mengambil resiko. Upaya tersebut terpaksa dihentikan sampai kondisi arus air memungkinkan. Dikatakan Johan, LCT MMP baru bisa sandar di pelabuhan Sungai Selari sekitar pukul 19.00 Wib dan langsung muat kendaraan. Sesuai permintaan Pemkab Bengkalis, kendaraan yang diutamakan adalah pengangkut bahan bakar minyak (BBM) dan sembilan bahan kebutuhan pokok (Sembako). Dan, malam itu juga diminta agar langsung diseberangkan ke pelabuhan Air Putih. Sayangnya, meskipun sudah usai muat sekitar 35 kendaraan pengangkut BBM dan Sembako, LCT MMP tidak bisa langsung berangkat. “Akibat permukaan laut surut, LCT MMP kandas dan baru bisa menyeberang pada Jum’at pagi. LCT MMP sandar di pelabuhan Air Putih sekitar pukul 10.30 Wib dan kembali ke Sungai Selari sekitar pukul 12.00 Wib,” kata Johan. Masih menurut Johan, akibat kapasitasnya yang besar, saat akan bersandar di Air Putih, LCT MMP juga mengalami sedikit hambatan. Penyebabnya, selain ramdoor (pintu masuk-keluar LCT) ukurannya sama besar dengan dermaga, ke dalam laut di pelabuhan Air Putih untuk ukuran LCT dengan kapasitas dan bentuk seperti LCT MMP, tergolong dangkal. “Akibatnya, waktu yang dibutuhkan untuk sandar di Air Putih cukup lama. Kurang lebih 45 menit. Itu harus benar-benar dipandu dengan hati-hati. Ukuran ramdoor dan dermaga kurang lebih sama,” kata Johan yang saat itu berada di lokasi. Johan memperkirakan, dengan berbagai kendala tersebut, diperkirakan paling maksimal LCT MMP hanya dapat berlayar antar kedua pelabuhan tersebut, hanya dua kali pulang pergi. “Jika dapat dua kali pulang pergi saja sehari, maka dengan kapasitasnya yang besar itu, saya perkirakan pelayanan penyeberangan Air Putih-Sungai Selari akan kembali normal. Namun hal itu sanga ditentukan kondisi air laut,” katanya. Sementara itu, masyarakat yang berhasil diminta komentarnya, mengucapkan terima kasih kepada manajemen PT KPSA. “Meskipun secara ekonomis PT KPSA jelas merugi karena akan menggangu kegiatan operasional perusahaan, namun kita berharap LCT MMP ini jangan dulu ditarik sebelum LCT pengganti LCT Alfa Star V yang disewa rekanan Pemkab Bengkalis dari Samarinda sampai di Bengkalis,” pinta sejumlah masyarakat. Memang, akibat terhentinya aktifitas penyeberangan tersebut, yang paling terkena dampaknya adalah masyarakat. Diantaranya, sejumlah kebutuhan pokok di kota Bengkalis langsung naik tajam. Bensin misalnya, harganya langsung melonjak tinggi dan sulit didapatkan. “Karena tidak ada kepastian kapan pasokan normal kembali, kemarin saya beli bensin Rp 10 ribu per liter,” ujar Amir Syarifuddin. Selain itu, mobil milik warga Desa Senggoro ini juga terpaksa ditinggalkannya di Sungai Pakning, karena tidak dapat menyeberang. Mengenai LCT dari Samarinda itu, sebagai rekanan, Misri mengatakan, diperkirakan baru akan sampai di Bengkalis pada Selasa (30/12) mendatang. Kapasitas LCT yang disewanya sebagai pengganti LCT Alfa Star V yang ‘lari malam’ itu, dapat memuat sekitar 27 kendaraan roda empat. “Kapasitasnya lebih kurang KMP Tasik Gemilang. Insya Allah, jika LCT dari Samarinda ini sampai di Bengkalis, jalur penyeberangan Air Putih-Sungai Selari akan normal kembali,” katanya.(ad/rls)
   

Berita Lainnya

Index