MUI DUMAI SUKSES LAKSANAKAN WORKSHOP - Konsepsi Halal dan Haram Perspektif Syari’ah” 

  1 RiauInfo - Sikap salah kaprah dalam memahami syariah ( hukum Islam ) adalah sebuah kesalahan fatal, yang hari ini cenderung dianggap lumrah dan biasa oleh sebagian ummat Islam. Halal dan haram cenderung dianggap sebagai sebuah aturan biasa yang boleh diikuti bila suka atau ditinggalkan dan diabaikan bila tidak suka, bahkan ada sebagiaan ummat yang berkeyakinan bahwa rezeki yang halal telah habis dan yang tersisa hanyalah rezeki yang haram semata. Sebagian ummat Islam ada yang bangga dengan harta yang banyak walaupun haram dan merasa malu miskin dangan harta yang sedikit yang diperoleh dengan cara dan hakikat yang halal, bahkan ada yang hidup dengan prinsip; kaya berarti mulia dan miskin berarti hina, sehingga cenderung menghalalkan semua cara. Menyikapi kenyataan di atas MUI Kota Dumai dengan keprihatinan yang mendalam terhadap masa depan ummat serta pentingnya upaya penyelamatan generasi muda agar tidak terjebak dalam pola hidup dan pola pikir yang cenderung materialistis, konsumtif dan permisif dengan prilaku menyimpang dan kebiasan buruk dalam mencari rezeki dengan menghalalkan semua cara untuk mendapat rezeki. Bosan susah dan buru-buru mau kaya. Workshop ini dilaksanakan, di Bukit Batrem Kec. Dumai Timur pada hari Rabu 3 Desember 2014 yang diikuti oleh lebih dari 60 orang peserta yang mayoritasnya adalah generasi muda Islam. Para peserta terlihat senang dan antusias mengikuti workshop dengan memberikan pertanyaan dan pandangan yang baik dan konstruktif. Lukman Syarif, MA. Ketua MUI Dumai sebagai narasumber pada workshop ini menyapaikan bahwa; Penentuan halal & haram adalah hak prerogatif ( istimewa ) atau hak mutlak Allah swt. Sesungguhnya apa yang telah ditetapkan Allah halal, pastilah baik untuk manusia jika dipakai & dikonsumsi dengan baik dan sederhana, dan apa yang telah ditetapkan Allah haram pastilah buruk walaupun dipakai dan dikonsumsi dengan baik, karena apa yang Allah tetapkan sebagi sesuatu yang haram pastilah mudhorotnya lebih banyak dari manfaatnya. Lebih lanjut Lukman Syarif menegaskan bahwa setiap Muslim wajib percaya bahwa, rezeki yang halal tak akan pernah habis, dan selalu lebih banyak jika dicari dengan ilmu, usaha , doa dan tawakkal kepada Allah swt. Dengan ilmu dan keahlian, hidup kita akan menjadi lebih mudah karena ilmu membuat sesuatu yang susah menjadi mudah, dengan doa dan tawakkal pula rezeki kita akan menjadi berkah. Sikap mudah putus asa dalam mencari rezeki yang halal terutama kita berhadapan dengan masalah bukanlah sifat seorang Muslim yang baik, karena Allah swt menjadikan segalanya dengan dua sisi yang seimbang, sehingga pada setiap musibah ada rahmat dan peluang dan pada setiap nikmat ada musibah yang patut diwaspadai. Pada sesi tanya jawab, Lukman syarif, dalam menjawab pertanyaan salah seorang peserta tentang hukum menikmati hasil usaha yang dimulai dengan harta atau modal yang haram, menggunakan analogi sederhana, dengan menyatakan bahwa; hidup ini seperti aliran sungai, bila keruh di hulu maka ia akan keruh juga sampai ke hilir. Bila ia jernih di hulu maka ia akan jernih juga sampai ke hilir, walaupun ia mungkin keruh di tengah tetapi akan jernih juga akhirnya. Muslim yang baik akan selalu berusaha menghindari rezeki yang haram karena rezeki yang haram hanya akan membuat hidup kita karam. Sesungguhnya apa saja yang datangnya tidak jelas perginya juga tidak akan jelas serta tidak akan meningggalkan bekas.       Bertempat di Masjid Baiturrahman Marlan jaya Kelurahan Bukit Datuk Dumai, pada hari sabtu yang lalu 20 Juli 2013, MUI Kota Dumai bersama FKM, AGPAI dan BKPRMI Kota Dumai melaksanakan  Workshop Bahaya Aliran sesat yang dihadiri lebih dari 700 peserta yant terdiri dari Guru-guru agama dari madrasah-madrasah se Kota Dumai dan Sekolah-sekolah Umum serta tokoh agama, para muballigh se Kota Dumai, Ketua RT, Tokoh masyarakat, pengurus masjid, majelis ta’lim  dan para mahasiswa. Acara ini berhasil menarik perhatian masyarakat Kota Dumai yang terlihat pada jumlah kehadiran peserta yang datang dari semua penjuru kecamatan se Kota Dumai bahkan peserta dari kecamatan pinggir seperti ; Sungai Sembilan, Bukit kapur dan Medang Kampai hampir menyamai jumlah peserta yang datang dari pusat kota. Besarnya perhatian peserta juga dapat dilihat pada banyaknya jumlah makalah yang dibagikan pada peserta, kehadiran peserta yang terus berdatangan, serta banyaknya pertanyaan yang dikemukakan oleh para peserta. Worshop ini berlansung dengan sistem panelis, dengan menampilkan dua narasumber; Prof. Dr. Alaidin Koto Guru Besar UIN SUSQA dan Lukman Syarif, MA Ketua MUI Kota Dumai, Dengan moderator Dekie Alberto, MH.   Prof. Dr. Alaidin Koto dalam pemaparannya menyampaikan bahwa Aliaran sesat dapat merusak tataran kehidupan ummat secara destruktif karena agenda ini sejalan dengan agenda kelompok eksternal yang terus berupaya merusak Islam dari luar, adapun serangan aliran sesat berupa perusakan dari dalam sehingga sebagian ummat tidak sadar dengan kerusakan yang terjadi. Aliran sesat sangat berbahaya terhadap kesatuan bangsa dan ummat yang pada akhirnya bangsa kita bias menjadi lemah dan menjadi korban eksploitasi asing terutama sumber alam kita yang snagat kaya. Lukman Syarif, MA. Narasumber kedua mengajak ummat untuk selalu menambah ilmu guna meningkatkan pemahaman tentang agama Islam yang hakiki melalui sumber atau alim ulama dan guru agama yang memiliki kafaah syar’iyah atau kemampuan memahami syari’at Islam secara baik dan mumpuni. Adapun latar belakang sesorang mengiluti aliran sesat adalah: 1. Ketidaktahuan Tentang Agama, Kebodohan dan Kesombongan yang berlebihan, sehingga ingin selalu terlihat dan tampil beda hanya dengan alasan dan logika sederhana. 2. Kekaguman dan Terpesona secara berlebihan kepada guru, syeikh atau pemimpin aliran sehingga sampai pada derajat pengkultusan. 3. Kebutuhan Ekonomi/Materi,  sehingga sanggup menggadaikan atau mengorbankan akidah dan agama. 4. Fantasi syahwat yang berlebihan, sehingga tak mau tunduk pada aturan syariat dan ajaran Islam. 5. Keputusasaan, pada kenyataan hidup dan rahmat Allah karena tak sanggup menghadapi ujian hidup yang dihadapi.   Lebih lanjut Lukman Syarif menyampaikan beberapa ciri-ciri dari ajaran sesat; 1. Mempermainkan Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an dan Hadits. 2. Mengajarkan Kebencian dan Kebodohan Kepada Korban dengan proses cuci otak ( Brain Wash ). 3. Cenderung menganggap orang-orang yang berada di luar kelompoknya sebagai  sesat, jahil dan kafir yang harus dibenci sepenuh hati. 4. Menutup hati dan akal sehat untuk mendengarkan ajaran agama Islam yang benar dari para ulama, ustadz, guru, orangtua, dan lain sebagainya. 5. Menghalalkan sesuatu yang haram atau menjalankan hal-hal yang dilarang agama islam seperti mencuri, menipu, berzina sesama kelompok, memperdaya, dan sebagainya terhadap orang-orang di luar kelompoknya yang dianggap sesat atau kafir. 6. Tidak Sesuai Dengan Ajaran  Islam, ada yang dibuang ada pula yang ditambah, dengan dasar petunjuk atau perintah guru. Seperti tidak sholat tapi wajib mengingat dan mengunjungi guru. 7.  Mengancam Pengikut Yang Tidak Mengikuti Ajarannya atau yang ingin keluar dengan ancaman bunuh, hutang, kecelakaan hidup atau kekal di neraka. 8. Memberikan iming-iming dan janji manis tentang syurga yang hanya tersedia untuk kelompoknya. 9. Mencari Korban Yang Dangkal Agama, Kurang Wawasan Agama, Tertutup, Pendiam, Pecinta Surga, Pecinta Jihad, Dan Sebagainya. 10. Mengingkari salah satu rukun Islam & rukun Iman. 11. Mengingkari Kenabian Muhammad SAW, dengan meyakini adanya nabi yang lain datang sesudahnya. 12. Memahami al qur’an & hadis tanpa kaidah yang benar & standar. Pada akhir pemaparan Lukman Syarif mengajak ummat untuk tidak mengenali kebenaran dengan hanya melalui orang-orang yang dianggap benar. Kegiatan ini mendapat apresiasi  yang luar biasa dari para peserta, tokoh agama dan pengurus masjid serta Ketua RT yang sudah mulai risau dengan keberadaan Kota Dumai sebagai Kota terbuka dan transit yang sangat rentan dengan kehadiran aliran-aliran sesat dari luar Kota Dumai. Apresiasi dan acungan jempol luar biasa juga datang dari  Prof. Dr. Alaidin Koto yang menyatakan bahwa acara worksop yang dilaksanakan oleh MUI Kota Dumai mungkin acara workshop terbesar yang pernah beliau hadiri  di Propinsi Riau dengan jumlah peserta yang melebihi 700 peserta. MUI kota Dumai menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh peserta, pengurus masjid Baiturrahman dan secara khusus kepada Pemerintah Kota Dumai yang telah membantu terselenggaranya acara dan kegiatan ini.

Berita Lainnya

Index