Novel "Laskar Pelangi" Tak Selaris Filmnya

PEKANBARU (RiauInfo) - Berita yang disajikanRiauInfo tentang besarnya minat warga Pekanbaru menyaksikan film "Laskar Pelangi" di bioskop-bioskop mendapatkan tanggapan dari pembaca situs ini, Ari Satoto. Tanggapan itu kami nilai penting, sehingga pantas dibaca oleh kita semua. Berikut tanggapan itu: "Berita tentang besarnya minat masyarakat Pekanbaru untuk melihat pemutaran film Laskar Pelangi mengusik ingatan saya ke beberapa bulan yang lalu pada saat masih berdomisili di Pekanbaru. Pada saat itu saya bergegas ke TB Gramedia karena mendapatkan e-mail dari teman-teman saya di Jakarta bahwa telah terbit novel Laskar Pelangi yang (promosi teman saya) sangat bagus, menggugah perasaan dan jangan ngaku kolektor novel bermutu kalau belum punya. Saya membayangkan di TB tersebut akan banyak orang berdesakan berebut buku tersebut. Sesampainya saya di TB tersebut yang saya jumpai kelengangan area tempat display buku Laskar Pelangi. Sampai pembelian buku ke tiga "Edensor" karya Andrea Hirata lainnya tidak juga saya temui ke-crowded-an pengunjung berebut buku-buku tersebut. Meledaknya minat masyarakat untuk menonton film Laskar Pelangi jelas berbanding terbalik dengan minat masyarakat untuk membaca bukunya. Kondisi ini menurut saya seharusnya merupakan tamparan untuk Pemerintah bahwa program mereka untuk mengajak masyarakat untuk gemar dan cinta buku belum berhasil (apabila tidak boleh berkata "TIDAK" berhasil alias GAGAL). Sebagai gambaran Laskar Pelangi yang dapat dikategorikan Novel Populer saja tidak banyak diminati (padahal promosi buku tersebut lumayan bagus terbukti dengan banyak dipasangnya poster dan X-Banner di beberapa toko buku) apalagi buku-buku bacaan ilmiah atau karya sastra selain novel. Lebih mirisnya lagi Riau sekarang sudah memiliki Gedung Perpustakaan yang megah. Perlu kerja yang sangat keras lagi bagi Pemerintah Riau untuk mengajak dan membudayakan minat membaca masyarakatnya agar masyarakat mempunyai bekal yang kuat untuk membangun Riau ini dan mampu bersaing dengan daerah bahkan kota lainnya. Kata-kata "Buku Jendela Dunia" harus dibuktikan oleh masyarakat Riau sendiri dengan dibantu Pemerintah yang mereka cintai". (red)
 

Berita Lainnya

Index