Penandatanganan Nota Kesepahaman BKPBM dan PSSAT-UGM

YOGYAKARTA (RiauInfo) - Hari Senin (09/06/2008) menjadi hari yang cukup bersejarah bagi Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM) dan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pasalnya, telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara BKPBM dan PSSAT-UGM sebagai simbol bagi terjalinnya kerja sama dua lembaga yang sama-sama concern terhadap pendokumentasian, penelitian, pengembangan, serta publikasi pelbagai khazanah sosial, budaya, ekonomi, dan politik di kawasan dunia Melayu Asia Tenggara.

Penjajakan kerjasama ini sebetulnya telah dirintis sejak tiga bulan lalu. Awalnya, ide kerjasama muncul setelah Dr. Aris Arif Mundayat diundang untuk menjadi narasumber pada Diskusi Bulanan BKPBM pada 20 Februari 2008. Dari obrolan akrab setelah diskusi, disepakati untuk menjajaki kemungkinan kerjasama antara dua lembaga. 

Untuk menindaklanjuti kemungkinan tersebut, Pemangku BKPBM dan beberapa staf mengunjungi PSSAT-UGM untuk membicarakan kemungkinan tersebut. Setelah melalui diskusi yang cukup panjang, maka disepakati untuk merancang Nota Kesepahaman. Melalui Nota Kesepahaman inilah diharapkan jalinan kerjasama dapat diperkuat dan memperoleh implementasi yang lebih konkret. 

Nota Kesepahamanan meliputi perjanjian kerjasama dalam berbagai bidang, di antaranya pertukaran data dan informasi, membangun jaringan (network) bersama, menyelenggarakan seminar dan diskusi bersama, melaksanakan penelitian bersama, menerbitkan publikasi bersama, mengembangkan bentuk-bentuk maupun metode baru dalam preservasi budaya, bekerjasama untuk memperoleh sumber dana, serta saling menampilkan pautan (hyperlink) pada masing-masing situs.

Dalam sambutannya, Mahyudin Al Mudra, S.H., M.M., mengutarakan rasa syukurnya atas terlaksananya penandatanganan tersebut. “Saya menyambut baik sekali, ini merupakan sebuah tonikum baru yang dapat menyegarkan kembali gairah kita, sehingga kerja-kerja yang ada lebih bersifat akademis. 

Melalui langkah ini, BKPBM bersama-sama dengan PSSAT-UGM dapat menjadi lebih berbobot di kalangan para akademisi di Asia Tenggara khususnya dan di dunia pada umumnya,” ujarnya membuka sambutan. 

Sebagai lembaga yang berupaya mengembangkan dan merekonstruksi budaya Melayu, BKPBM memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan PSSAT-UGM. 

“Saya menaruh harapan yang besar sekali, bahwa kerjasama ini akan menularkan berbagai program yang smart, yang akan mencerahkan. Semoga kerjasama seperti ini dapat mendorong semangat akademis, mendorong tradisi intelektual yang lebih matang ke dalam Balai Melayu,” tukas Mahyudin.

Tak jauh berbeda dengan Pemangku BKPBM, Dr. Aris Arif Mundayat juga mengutarakan hal serupa. “Saya kira Nota Kesepahamanan yang kita bicarakan tadi penting sekali untuk gerak ke depan kedua lembaga yang terlibat di dalamnya. Bukan hanya penting untuk akademik tetapi juga penting untuk konservasi, preservasi, serta dokumentasi budaya Melayu,” katanya. 

Aris juga menyebutkan bahwa beberapa program kerjasama yang akan dilaksanakan menyangkut pertukaran data serta buku-buku perpustakaan dari beberapa universitas dan penerbit di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, PSSAT-UGM juga tengah melakukan kerjasama dengan salah satu universitas di Vietnam yang dapat menjadi pintu pembuka bagi kajian masyarakat dan budaya Melayu yang tersebar di wilayah Vietnam. 

Setelah sambutan, maka acara dilanjutkan dengan penandatangan Nota Kesepahaman oleh pimpinan masing-masing lembaga, yakni Mahyudin Al Mudra, S.H., M.M., sebagai Pemangku BKPBM dan Dr. Aris Arif Mundayat, M.A., Direktur PSSAT-UGM. 

Proses penandatangan disaksikan oleh Pelaksana Harian BKPBM, Hadi Kurniawan, S.H.I., Public Relations BKPBM, Yuhastina Sinaro, SST.Par., Deputi Penelitian, Pendidikan, dan Publikasi PSSAT-UGM, Budi Irawanto, M.A., peneliti muda PSSAT-UGM, Pitra Narendra, S.IP., serta seluruh staf BKPBM. Proses penandatangan diakhiri dengan acara potong tumpeng yang dilakukan oleh pimpinan kedua lembaga, serta saling bertukar cenderahati.

Selain membangun Nota Kesepahaman dengan PSSAT-UGM, BKPBM juga tengah menjajaki kerjasama dengan beberapa universitas dan lembaga di luar negeri, antara lain Universiti Malaya, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan Universiti Putra Malaysia di Malaysia, Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam, serta Pusat Sejarah Brunei Darussalam. Melalui berbagai kerjasama tersebut diharapkan langkah BKPBM untuk menjadi salah satu pusat kajian Melayu terkemuka di dunia sedikit demi sedikit dapat tercapai.(Ad)

Berita Lainnya

Index