PENERIMA SAGANG AWARD 2008 TERANCAM TUTUP Kehabisan Dana, Balai Melayu Yogya (Kantor BKPBM) Akan Dijual

news7308YOGYAKARTA (RiauInfo) - Apresiasi dan dukungan terhadap kerja-kerja budaya Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM) Yogyakarta dalam mendokumentasikan, mengembangkan dan mempublikasikan budaya Melayu datang dari segenap lapisan masyarakat. Bentuk apresiasi tersebut dapat dilihat dari kunjungan para menteri, duta besar negara tetangga, gubernur, bupati atau walikota, anggota DPRD, kepala dinas, lembaga adat Melayu, serta para pakar Melayu ke Balai Melayu, kantor BKPBM, yang terletak di Jalan Gambiran 85 Yogyakarta. Banyaknya apresiasi terhadap penerima Sagang Award 2008 ini ternyata berbanding terbalik dengan kondisi yang dihadapinya saat ini. Setiap tamu yang datang dan melihat langsung aktivitas BKPBM mengakui peran strategis BKPBM dalam pelestarian dan pengembangan Melayu ke depan, serta berkomitmen menjalin kerjasama dan membantu pembiayaan. Akan tetapi komitmen yang selalu terucap itu jarang terwujud. Hal itu berakibat pada kesulitan pembiayaan operasional BKPBM dengan berbagai aktivitasnya. Sejak didirikan pada tahun 2003, operasional BKPBM dan MelayuOnline.com menghabiskan miliaran rupiah, baik itu untuk pembangunan kantor yang berarsitektur Melayu, pembuatan program IT media online untuk mendokumentasi dan mempublikasi seluruh data, penggalian data ke seluruh daerah rumpun Melayu, penelitian, menyelenggarakan dan menghadiri iven-iven nasional dan internasional, serta penerbitan buku-buku Melayu yang selama ini belum banyak dilakukan lembaga lain. Dana tersebut sementara dipenuhi secara pribadi oleh Mahyudin Al Mudra, Pendiri dan Pemangku Balai Melayu, yang kini telah terkuras habis. ”Kantor Balai Melayu yang merupakan kebanggaan masyarakat Melayu di Yogyakarta ini terpaksa harus saya jual. Kemampuan saya untuk membiayai operasional BKPBM dan semua aktivitasnya hanya sampai bulan Desember mendatang. Jika sampai akhir tahun ini janji Menteri, Gubernur, Bupati dan Walikota daerah pendukung budaya Melayu untuk membantu pembiayaan BKPBM tidak ada realisasinya, maka kegiatan BKPBM dan MelayuOnline.com serta program lain terpaksa saya hentikan dulu,” kata Bang MAM, panggilan akrab Mahyudin Al Mudra, dalam rapat merumuskan langkah-langkah penyelamatan BKPBM dan MelayuOnline.com, Kamis (20/11/2008). ”Sejujurnya, saya sedih jika Balai Melayu harus dijual. Oleh karenanya jika pun terpaksa dijual, saya berharap pemerintah daerah pendukung budaya Melayulah yang membelinya dan difungsikan sebagai asrama daerah atau perwakilan daerah di Yogyakarta,” imbuh Mahyudin. Dalam rapat yang dihadiri unsur Pimpinan BKPBM, MelayuOnline.com, RajaAliHaji.com, dan WisataMelayu.com tersebut disimpulkan bahwa sejauh ini kerja-kerja kebudayaan belum menarik perhatian pemerintah. Para pengampu amanat rakyat cenderung menggunakan perspektif politik dalam mengambil kebijakan-kebijakan ke depan, sehingga aktivitas kebudayaan yang tidak mempunyai nilai politik praktis jangka pendek kurang diperhitungkan. Hal itu tampak pada kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk aktivitas kebudayaan dibanding kegiatan politik atau program lainnya. Para pejabat pemerintah baik pada level pusat atau daerah yang berkunjung ke Balai Melayu selalu berjanji untuk membantu biaya operasional BKPBM dan MelayuOnline.com. Sayangnya, janji-janji itu hanya angin surga, yang hilang bersama perginya pejabat tersebut. ”Mereka semua datang mengunjungi, semua terkesan dan memuji, semua berjanji turut mendanai, tapi hampir semua ingkar janji. Saya sudah capek mendengar janji-janji kosong para pejabat,” ungkap Bang MAM. Padahal eksistensi dan program-program BKPBM, lanjut Bang MAM, disambut baik oleh masyarakat dunia. MelayuOnline.com misalnya, sejak dilaunching 20 Januari 2007, telah dikunjungi lebih dari 10 juta pembaca. Demikian juga dengan WisataMelayu.com yang mempublikasikan kepermaian dan kekayaan alam dan budaya Melayu, walaupun belum berumur satu tahun (dilaunching 10 Januari 2008), telah dikunjungi lebih dari 2 juta pembaca. ”Silakan bandingkan baik konten, desain, maupun jumlah pengunjungnya dengan web milik pemerintah yang dibiayai miliaran rupiah,” kata Bang MAM lebih lanjut. Untuk menunjukkan komitmennya membangun kembali kegemilangan budaya Melayu, BKPBM juga meluncurkan RajaAliHaji.com, mengingat kemajuan peradaban Melayu terletak pada kekuatan sastranya, dan Raja Ali Haji merupakan sastrawan besar di dunia Melayu. RajaAliHaji.com merupakan satu-satunya media online berbahasa Indonesia dan Inggris mengenai dokumentasi riwayat hidup dan pemikiran Raja Ali Haji. Disamping merencanakan penjualan kantor Balai Melayu, kebijakan lain yang diambil oleh pihak manajemen antara lain melakukan perampingan pada sebagian besar redaktur MelayuOnline.com, restrukturisasi honor redaktur, menunda pembelian buku-buku referensi, dan membatalkan semua penelitian dan penerbitan, kunjungan kerja serta undangan peliputan di dalam maupun luar negeri yang sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya. "Saya kira ini sebuah ironi dalam kerja-kerja budaya. Ketika para pejabat menghambur-hamburkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan dalih studi banding dan mengenalkan potensi daerah ke luar negeri, BKPBM dan MelayuOnline.com harus berhenti karena kehabisan dana,” ujar Bang MAM dengan nada getir. Lebih lanjut, Bang MAM mengatakan bahwa ia rela menyerahkan posisi sebagai pemangku BKPBM kepada siapa saja, asalkan kerja-kerja budaya untuk menopang terwujudnya Visi Riau 2020 dan Visi Kepri sebagai Pusat Peradaban Melayu Dunia dapat terus berlangsung. Haruskah ayam bertelur emas ini dipotong? Semuanya tergantung kepada kepedulian semua pihak terutama pemerintah, apakah akan memotongnya, atau ikut memeliharanya sehingga bermanfaat bagi peradaban Melayu.(Ad)
   

Berita Lainnya

Index