Petani Diminta Tidak Menjual Kebun Sawitnya

PEKANBARU (RiauInfo) - Anjloknya harga buah sawit ke tingkat paling rendah membuat akhir-akhir ini banyak petani sawit di Kampar menjual kebun sawitnya. Mereka terpaksa melakukannya karena penghasilan dari panen sawit bukannya memberi keuntungan, malah petani harus nombok untuk biaya perawatan kebunnya. 

Sekait hal itu, Bupati Kampar Drs H Burhanuddin Husin MM minta kepada para petani sawit di daerahnya untuk tidak menjual kebun sawitnya. Sebab dia yakin anjloknya harga sawit saat ini hanya bersifat sementara dan nantinya akan kembali normal. "Saya harap para petani sawit di Kampar bisa bersikap tenang dalam menghadapi anjloknya harga sawit ini. Jangan sampai melakukan tindakan gegabah dengan menjual kebun sawitnya, sebab tindakan itu bisa merusak masa depan para petani sawit itu sendiri," ujarnya Senin (20/10) di Bangkinang. Dia merasa sangat yakin anjloknya harga sawit ini hanya bersifat sementara. Dalam waktu tiudak lama lagi harga sawit akan berangsung-angsur naik dan pulih kembali. "Jadi kalau ada petani yang buru-buru menjual kebun sawitnya pasti akan rugi sendiri," ungkapnya. Dia mengatakan dengan harga buah sawit yang hanya Rp 300 per kilogram membuat para petani sawit mengalami masa-masa sulit. Jangankan mereka bisa mendapatkan keuntungan dari hasil panennya, untuk biaya pemupukan dan perawatan kebun sawit tidak mencukupi. Meskipun kondisinya sudah sedemikian buruk, Burhanuddin tetap mengingatkan para petani sawit di daerahnya untuk tidak menjual kebun sawitnya. Sebab banyak warga di Kampar hanya mengantungkan hidupnya semata-mata dari hasil panen sawit ini. Jadi jika dijual otomatis mereka akan kehilangan mata pencarian selama-lama. "Tapi jika mereka bisa bersabar menghadapi masalah ini, tentunya saat harga sawit mulai normal kembali, mereka juga akan menikmati hasilnya nanti," tambahnya lagi.(Ad)

Berita Lainnya

Index