Presiden Penyair Pelacur Upacara di Teleju

PEKANBARU (RiauInfo) - Dalam Memperingati proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ke-62, 17 Agustus 2007, Presiden Penyair Pelacur, Drs Edi Ahmad RM mengadakan upacara bendera di hadapan ratusan pelacur di Lapangan Sepakbola Lokalisasi Teleju, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Jumat (17/8).

Sebelum laksanakan upacara, Presiden Penyair Pelacur diarak 500 kendaraaan bermotor mulai dari Purna MTQ hingga ke tempat dilaksanakannya upacara. Selaku inspektur upacara, dalam sambutannya mengatakan Indonesia adalah sebuah bangsa yang merecup dan tumbuh dari satu kesadaran dan keyakinan. Bahwa kebebasan, kehormatan, kebersamaan dan kemakmuran rakyat adalah sebuah keharusan yang hendak diperoleh. Sebagai fitrah kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi dan diperjuangkan. Perjalanan diibaratkan sebuah laluan panjang dimana setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menuju matlamat kemulian dan kesejahteraan. Sebagaimana yang dinyatakan di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar. "Indonesia ada karena kita telah sepakat dengan nilai-nilai dan cita-cita tersebut. Ini sebuah cita-cita mulai yang sulit dicari bandingnya," katanya. Tanpa disadari hari ini, Jumat 17 Agustus 2007 bangsa Indonesia telah berusia 62 tahun. Sebuah rentang waktu yang panjang untuk melihat dan menilai apakah yang telah terjadi padanya dan apakah yang telah diperbuatnya kepada rakyat. Kehormatan apa yang telah diberikannya dan sejauh mana mimpi-mimpi yang tercetus telah terjadi dan kita nikmati. Oleh karena itu, Proklamasi Kemerdekaan ini tidaklah semata-mata,"Kita peringati sebagai sebuah sejarah atau hanya sebuah kewajiban bahwa kita berbangsa. Sama sekali bukan itu. Bahwa proklamasi kemerdekaan ini kita peringati sebagai sesuatu yang terus menerus mengingatkan kita semua. Apakah itu kehidupan kita, semangat kebersamaan kita dan bangsa Indonesia," pintanya. Peringatan hari ini adalah untuk mempertanyakan apakah Indonesia sudah dijalankan sesuai dengan semangatnya? Apakah Indonesia hari ini sudah berpegang teguh pada semangat kebersamaan, apakah Indonesia sudah melaksanakan harapan dan cita-cita kemakmuran. Apakah Indonesia hari ini sudah dijalankan sesuai dengan kehendak dan amanah yang digariskan oleh sejarah itu sendiri. "Namun, tak usahlan kita nyatakan gundah kepada bangsa Indonesia. Inilah Indonesia yang meminta jawaban semua kita meminta kreatifitas, perjuangan dan menuggu tindakan. Apa yang telah terjadi pada hari-hari sebelumny adalah sebuah sejarah tersendiri yang harus kita pelajari. Sehingga kita dapat pula mengambil pelajaran yang berharga dan sekaligus menentukan langkah yang tepat dalam memahami dan meneguhkan Indonesia," pungkasnya. (Dd)


Berita Lainnya

Index