Riau Masih Direndam Banjir, Ribuan Orang Terancam Penyakit

PEKANBARU (RiauInfo) - Banjir di Riau terus saja meluas, bahkan kini sudah melanda 5 kabupaten. Tidak kurang 14.531 unit rumah terendam air. Jika tidak segera ditangani serius, maka penyakitpun mengancam ribuan warga korban banjir.

Berita itu menjadi headline Riau Mandiri edisi Rabu (19/3) ini. Dalam berita berjudul "Ribuan Korban Banjir Terancam Penyakit" harian ini menyebutkan dinas kesehatan di daerah-daerah yang terkena banjir itu kini sedang berusaha menanggulangi munculnya penyakit akibat banjir tersebut. Banjir telah memakan tiga jiwa manusia di tempat terpisah. Hal ini menjadi berita utamaPekanbaru Pos hari ini berjudul "Tenggelam, 3 Orang Tewas". Harian ini menyebutkan ketiga korban itu adalah Pelajar MTs bernama Warman (16), nelayan bernama Nduru (40) dan karyawan swasta Kholil (40). Rencana PLN melakukan denda mulai April mendatang menjadi berita utama Pekanbaru Pos hari ini berjudul "Riau Terboros Listrik". Harian ini menyebutkan sistem denda ini sebelumnya sempat menunai protes, namun akan tetap dilaksanakan oleh PLN. Sementara itu Metro Riau berita utamanya hari ini tentang kesulitan dana yang dialami idang kelistrikan di Sumatera. Dalam berita berjudul "Listrik Sumatera Kesulitan Dana" disebutkan saat ini Dekeu mengupayakan pinjaman dana Rp17 triliun untuk 5 PLTU, dimana 2 diantaranya di Sumatera. Pencabutan izin penerbangan maskapai AdamAir menjadi berita utama Tribun Pekanbaru edisi hari ini berjudul "Maskapai AdaAir Tamat". Harian ini menebutkan pencabutan tersebut dilakukan karena setelah Dephub mengawasi maskapai ini dalam 3 bulan, ternyata hasilnya sangat buruk. Berita yang sama juga jadi headline Riau Pos hari ini berjudul "Penumpang Menangis". Harian ini menyebutkan, dampak dari dicabutnya izin AdamAir ini, penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket sempat marah-marah dan mengamuk. Media Riau berita utamanya hari ini berjudul "Riau Tuntas Wajar Sembilan Tahun". Harian ini menyebutkan Pemprov Riau tahun 2008 telah menuntaskan wajib belajar sembilan tahun dengan ditandai tercapainya Angka Partisipasi Kasar (APK) yang melewai angka nasional.(Ad)
 

Berita Lainnya

Index