Sejumlah Komoditi Merangkak Naik, Sayur dan Ikan Stabil

news2583BENGKALIS (RiauInfo) - Menjelang hari raya Idul Fitri 1428 H/2007 M, harga beberapa barang-barang, khususnya keperluan pokok ibu rumah tangga di dapur, mulai merangkak naik. Namun, kenaikan harga dimaksud , masih tergolong normal. Malah sebagian lagi justru tidak mengalami kenaikan dan bahkan justru ada yang menurun. Sementara stok untuk kebutuhan lebaran mencukupi. Kondisi tersebut terungkap saat bupati Bengkalis H Syamsurizal melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke pasar tradisional Bengkalis Jumat (28/9) pagi kemarin. Turut mendampingi Syamsurizal dalam Sidak tersebut diantaranya Kadis Pengelolaan Pasar, Kebersihan dan Pertamanan H Zulkarnaen, Kadis Perindag dan Investasi H Andry Sukarmen, Kakan Satpol PP H Edward AR, Camat Bengkalis H Ismail MP dan Kabag Perekonomian Yulizar Utama Bakti. Kepada bupati dan rombongan, para pedagang mengatakan, komoditi yang harganya mulai naik itu antara lain beras. Akan tetapi, tidak semua merek beras yang mengalami kenaikan. Beras yang mengalami kenaikan itu diantaranya cap Belida. Jika sebelumnya Rp 5.400 per kilogram, saat ini naik menjadi Rp 6.000. “Begitu pula dengan beras Solok Padang Wangi. Jika harga semula Rp6.800 per kilogram, naik menjadi Rp7.000. “Sementara untuk beberapa jenis atau merek lain, tidak mengalami kenaikan,” jelas sejumlah pedagang ketika berdialog dengan bupati dan rombongan. Harga kebutuhan lain yang harganya mengalami kenaikan adalah gula pasir. Baik itu gula pasir dari Lampung maupun dari Jawa yang mengalami kenaikan sebesar Rp 500. jika harga sebelumnya Rp 6.500 per kilogram naik menjadi Rp7.000 per kilogram. Kenaikan juga terjadi untuk komoditi minyak goreng curah maupun kemasan. “Masing-masing mengalami kenaikan antara Rp 500 sampai Rp 1.000 per kilogram,” tambah para pedagang. Sesuai keterangan para pedagang kepada bupati dan rombongan, kenaikan harga sedikit tinggi terjadi pada harga daging. Jika sebelumnya perkilo dijual Rp 65 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 70 ribu. Begitu untuk daging ayam kampong. Saat ini harga per kilogramnya mencapai Rp 28 ribu. Padahal sebelum ini hanya Rp 22 ribu per kilogram. “Sedangkan beberapa komoditi, seperti ikan dan sayur mayur masih tetap stabil. Bahkan untuk jenis cabe Padang, mengalami penurunan dari Rp 22 ribu per kilogram menjadi Rp 20 ribu.” Jelas para pedagang sayur mayor ketika berdilog dengan bupati. Usai melakukan Sidak dan berbincang-bincang dengan sejumlah pedagang, kepada sejumlah wartawan Syamsurizal mengatakan, harga-harga barang kebutuhan pokok masih stabil dan stok untuk lebaran nanti mencukupi. “Tidak ada kenaikan harga yang signifikan, harga-harga masih terlihat stabil, bahkan ada beberapa komoditi harganya menurun seperti cabe padang dan lainnya,” terang bupati. Mengenai kenaikan daging ayam kampung, kata Syamsurizal disebabkan banyaknya permintaan konsumen, sedangkan ketersediaannya terbatas. “Sebagaimana kita maklumi, saat bulan puasa seperti ini permintaan semakin naik. Maka wajarnyasaja jika harganya sedikit mengalami. Kenaikan ini juga tidak terlepas dan menipisnya persediaan ayam kampung,” terangnya lagi.. Dalam kesempatan tersebut Syamsurizal mengingatkan kepada seluruh pedagang untuk tidak menyimpan atau menumpuk barang, dengan maksud mencari keuntungan sendiri. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kepada instansi terkait, Syamsurizal mengatakan sudah menginstruksikan untuk terus melakukan pemantauan dan Sidak. “Kepada para pedagang kita harapkan jangan ada yang mengambil keuntungan di tengah penderitaan orang lain. Serta tidak menyimpan atau menimbun barang. Untuk itu, seluruh instansi terkait sudah kita tugaskan untuk terus melakukan lakukan monitoring,” terang Syamsurizal. (Tony/rls)
 

Berita Lainnya

Index