Pantaslah rasanya jika perhelatan di negeri yang banyak memiliki ornament pucuk rebung ini cukup menyita perhatian publik, untuk menentukan siapa yang layak menduduki singgasana di Kantor Walikota Pekanbaru.
Selain disibukkan beberapa partai politik yang coba mengusung, mendukung bahkan merekomendasikan pencalonan pasangan calon, masyarakat sekarang tengah disibukkan dengan kampanye dan kunjungan-kunjungan dari masing-masing pasangan calon bagi memaparkan program kerja kedepan.
Terlepas dari adanya pasangan calon yang mengedepankan isu gender, peningkatan mutu pendidikan, perbaikan perekonomian atau mengurangi tingkat pengangguran, dan lainnya, masyarakat Pekanbaru tentunya harus mampu mengedepankan rasionalitas tentang siapa yang layak dan kurang layak untuk memimpin Pekanbaru hingga 2016 mendatang. Muncul pertanyaan, dari dua pasangan calon yang ada, siapakah yang layak memimpin Pekanbaru periode 2011 – 2016?
Fungsi dan Peran Ideal
Idealnya, dalam menjalankan kewajiban sebagai walikota dan wakil walikota terpilih tentunya harus mampu mengedepankan nilai-nilai nurani berbasis kerakyatan dan menjalankan amanah undang-undang, sepertihalnya yang tercantum dalam UU No. 32 tentang Otonomi Daerah Pasal 22 (point a-o) yang menjelaskan bagaimana seorang walikota harus mampu “melayani” masyarakatnya dalam berbagai bidang sisi kehidupan. Dan juga Pasal 23 (2) yang menjelaskan tentang keharusan melaporkan secara transparansi terkait pengelolaan keuangan. Peran walikota yang bersentuhan langsung dengan rakyat dan bisa melakukan eksekusi kewenangan secara langsung tentunya harus menjalankan fungsi pemberdayaan masyarkat, pelayanan publik, dan pembangunan karena peran tersebut justru ada pada pemerintah kabupaten/kota.
Meskipun dalam tata struktur pemerintahan di sebuah daerah, wewenang gubernur lebih besar akan tetapi sifatnya lebih luas, peran dan fungsi walikota sebenarnya jauh lebih penting dari pada seorang gubernur. Karena dalam kerjanya seorang walikota/bupati harus mampu mengendalikan jalan kerja satker-satker diwilayah kerjanya. Apalagi jika dilihat fungsi gubernur hanya sebatas fungsi koordinasi lintas lintas kabupaten/daerah, pembinaan dan melakukan koordinsasi dengan pusat.
Jika demikian, pekerjaan menjadi seorang walikota bukanlah perkara yang mudah. Walikota terpilih langsung bersentuhan dengan masyarakat sehingga diharapkan dapat menjaga, membantu, memajukan dan memaksimalkan anggota masyarakatnya. Hal seperti ini bukanlah pekerjaan yang mudah dalam dinamika politik daerah, figur walikota yang dicari mustilah memiliki keahlian dalam mengkoordinir urusan dan persoalan masyarakat. Wali kota bukan lah figure “Pak Turut” yang mudah dipermainkan apalatah lagi tentang kebijakan daerah, walikota terpilih nantinya mustilah dapat mengontrol kebutuhan-kebutuhan masyarakat kota Pekanbaru dan sekitarnya.
Oleh sebab itu, agar jabatan walikota dan wakil walikota nantinya lebih fungsional yang mampu membangun kota pekanbaru kearah kemajuan maka diperlukan pasangan walikota yang memiliki kedekatan dan kecekapan yang baik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakatnya.
Pemimpin Yang Dibutuhkan
Kompleksnya peran dan fungsi walikota, tentu bukanlah perkara yang mudah untuk menentukan siapa yang pantas atau siapa yang layak. Walikota harus mampu membina, mengkoordinasikan, memperjuangkan aspirasi demi kemajuan wilayah yang dipimpinnya. Seyogyanya Pekanbaru tidaklah membutuhkan pemimpin yang hanya tahu mengikuti kehendak partai yang mendukungnya, atau meresmikan acara-acara seremonial semata, atau hanya berorientasi “menjual” Pekanbaru saja sedangkan persoala-persoalan di tataran masyarakat kecil dan menengah masih sangat banyak.
Pekanbaru juga saat ini, sangat membutuhkan pemimpin yang mampu memperbaiki citra pemerintah kota yang barangkali belum sempat “dijamah” oleh pemimpin periode sebelumnya. Citra yang dimaksud adalah mengembalikan nilai-nilai murni melayu, dalam setiap sendi kehidupan pemerintahan kota. Karena prinsip dan kriteria pemimpin dalam dunia politik melayu adalah :
Sebagai pemimpin banyak tahunya
tahu duduk pada tempatnya
tahu tegak pada layaknya
tahu kata yang berpangkal
tahu kata yang berpokok
Sebagai pemimpin banyak tahannya
tahan berhujan mau berpanas
tahan bersusah berpenat lelah
tahan berlenjin tak kering kain
tahan berteruk sepepak teluk
Sebagai pemimpin banyak bijaknya
bijak menyukat sama papat
bijak mengukur sama panjang
bijak menimbang sama berat
bijak memberi kata putus
Sebagai pemimpin banyak cerdiknya
cerdiknya mengurung dengan lidah
cerdik mengikat dengan adat
cerdik menyimak dengan syarak
cerdik berunding sama sebanding
cerdik mufakat sama setingkat
cerdik mengalah tidak kalah
cerdik berlapang dalam sempit
cerdik berlayar dalam perahu bocor
cerdik duduk tidak suntuk
cerdik tegak tidak bersundak
Sebagai pemimpin banyak pandainya
pandai membaca tanda alamat
pandai mengunut mengikuti jejak
pandai menyimpan tidak berbau
pandai mengunci dengan budi
Sebagai pemimpin banyak arifnya
didalam tinggi ia rendah
didalam rendah ia tinggi
pada jauh ianya dekat
pada yang dekat ianya jauh
Sebagai pemimpin mulia budinya
berkuasa tidak memaksa
berpengetahuan tidak membodohkan
berpangkat tidak menghambat
Sebagai pemimpin banyak relanya
rela berkorban membela kawan
rela dipapak membela yang hak
rela mati membalas budi
rela melangas karena tugas
rela berbagi untung rugi
rela beralah dalam menang
rela berpenat menegakkan adat
rela terkebat membela adat
rela binasa membela bangsa
Sebagai pemimpin banyak ikhlasnya
ikhlas menolong tak harap sanjung
ikhlas berbudi tak harap puji
ikhlas berkorban tak harap imbalan
ikhlas bekerja tak harap upah
ikhlas memberi tak harap ganti
ikhlas mengajar tak harap ganjar
ikhlas memerintah tak harap sembah
Sebagai pemimpin banyak taatnya
taat dan takwa kepada allah
taat kepada janji dan sumpah
taat memegang petua amanah
taat memegang suruh dan teguh
taat kepada putusan musyawarah
taat memelihara tuah dan meruah
taat membela negeri dan rakyatnya
Sebagai pemimpin mulia duduknya
duduk mufakat menjunjung adat
duduk bersama berlapang dada
duduk berkawan tak tenggang rasa
Sebagai pemimpin banyak sedarnya
memimpin sedar yang ia pimpin
mengajar sadar yang ia ajar
memerintah sedar yang ia perintah
menyuruh sedar yang ia suruh
Sebagai pemimpin banyak tidaknya
merendah tidak membuang meruah
meninggi tidak membuang budi
sayang tidak akan membinasakan
kasih tidak merusakkan
baik tidak mencelakakan
elok tidak membutakan
buruk tidak memuakkan
jauh tidak melupakan
dekat tidak bersinggungan
petua tidak menyesatkan
amanah tidak mengelirukan
Sumber : 45win45ad.blogspot.com/2010 : Kriteria-Kriteria Pemimpin Yang Baik
Menurut Konsep Politik Melayu)
Dalam Pilkada Kota Pekanbaru kali ini, tentunya kami sebagai masyarakat sedikit banyak masih berharap munculnya seorang pemimpin dari negeri melayu ini yang masih mempunyai niat baik dengan memegang teguh nilai-nilai luhur kemelayuan demi mempersiapkan Pekanbaru sebagai kota Metropolitan ataupun kota percontohan di Indonesia. Hiruk pikuk yang mengatakan bahwa kota Pekanbaru hanya sebatas kota “mencari uang” terafiliasi bersama kota berbudaya.
Mampukah para calon yang ada saat ini memenuhi harapan kami, dengan memaksimalkan fungsi dan perannya sebagi walikota dan wakil kota terpilih nantinya, sesuai dengan konsep pemimpin yang ideal. Siapakah yang duduk di Kursi Panas Pekanbaru 1?
Penulis:
EKO HERO S.Sos
Mahasiswa S2- Media Dan Komunikasi
Universiti Kebangsaan Malaysia
Siapa Yang Layak Sebagai “Pekanbaru 1” ?
Kiki
Senin, 09 Mei 2011 - 01:48:12 WIB
Pilihan Redaksi
IndexSetelah Lebaran, PWI Pusat Kembali Gelar UKW Gratis se-Indonesia
Wow, Tiga Gubernur Riau Pada Masanya Hadir pada Buka Puasa Bersama PWI Riau
Pj Gubri SF Hariyanto Sambut Antusias Riau Tuan Rumah HPN 2025
Kabar Gembira, Khusus hanya di Bulan Maret ini KTA PWI Mati Bisa Dipulihkan
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Politik
PWI Pokja Pekanbaru Beri Pelatihan Jurnalistik Dasar Kepada Siswa SMA Negeri 10
Kamis, 01 Desember 2022 - 16:43:12 Wib Politik
Mappilu PWI Riau Ikuti Raker Pemantau Pemilu, Rusidi: Bawaslu Tidak Bisa Kerja Sendiri
Senin, 01 April 2019 - 07:05:38 Wib Politik
Sosialisasikan Pilgubri 2018 KPU Riau Undang 45 Anggota PWI Riau
Ahad, 10 Juni 2018 - 15:35:16 Wib Politik