Soeripto dan Wartawan

"Dimana ada Soeripto, di situ pasti ada wartawan". Inilah kira-kira yang terjadi saat mendiang Soeripto masih menjadi Gubernur Riau dalam dua periode, yakni 1988-1993 dan 1993-1998. Soeripto memang sosok gubernur yang dikenal sangat akrab dengan wartawan.
Bahkan saking "lengket"nya dengan wartawan, Soeripto tidak jarang menolak memulai acara yang dihadirinya jika wartawan tidak ada. Panitia pelaksana akan disuruhnya menunda acara itu menunggu para wartawan hadir. Masih ingat dalam pikiran, saat akan meresmikan pemakaian jalan lingkar di Pulau Belakang Padang (sekarang sudah menjadi bagian Provinsi Kepri). Waktu itu para wartawan berangkat dari Batam ke Pulau Belakang Padang dengan speedboad berkecepatan biasa, sedangkan Soeripto menumpang speedboad kecepatan tinggi. Tentu saja speedboad yang ditumpangi Soeripto cepat sampai ke tujuan. Sedangkan speedboad yang ditumpangi wartawan ketinggalan lebih dari setengah jam. Saat Soeripto sampai ke Pulau Belakang Padang, panitia langsung memulai acara dengan tarian selamat datang. Namun Soeripto langsung menghentikan tarian itu. "Acaranya jangan dimulai dulu, para wartawan masih di tengah laut menuju ke sini. Kalau mereka sampai disini barulah dimulai," ungkap Soeripto kepada panitia. Acara akhirnya ditunda. Perhatian Soeripto kepada wartawan memang tidak usah diragukan lagi. Setiap kunjungan kerjanya ke luar daerah, pasti akan membawa wartawan. Lalu, di mana dia menginap, maka disitu pula wartawan menginap. Bahkan Soeripto tidak segan-segan datang ke kamar-kamar wartawan untuk mencek kondisi dan menanyai wartawan apakah sudah makan atau belum. "Kita benar-benar sangat dihargai oleh Soeripto," ungkap Fakhrunas MA Jabar, mantan wartawan Media Indonesia yang kini menjadi Deputi Direktur PT RAPP. Menurut Fakhrunnas, setiap menghadiri suatu acara seremonial baik di Pekanbaru maupun di luar kota, para wartawan tak perlu susah-susah mengejar Soeripto untuk diwawancara. "Sebab usai acara, biasanya Soeriptolah yang mendatangi wartawan," ungkapnya. Kedekatan Soeripto dengan wartawan memang telah memberikan manfaat besar kepadanya. Setiap program yang sedang dijalankannya, selalu berhasil dengan baik. Bahkan hubungan antara Pemprov Riau dengan pemerintah pusat menjadi langgeng karena Riau terpublikasi dengan baik. Wartawan nasional memang selalu mendapatkan posisi khusus di zaman Soeripto. Sebab dia sangat yakin, segala permasalahan yang ada di Riau harus terekspose dengan baik dan gencar agar pemerintah pusat di Jakarta bisa "melek" matanya tentang Riau. Soeripto memang tidak ingin "ngetop" di daerah yang dipimpinnya saja, tapi juga ingin dikenal luas secara nasional. Untuk itu publikasi secara nasional menjadi prioritas utamanya. "Saya sampai lecet kaki saya karena harus terus mengikuti kunjungan kerja pak Ripto," ungkap H Mulyadi, wartawan Suara Pembaruan. Menurut H Mulyadi, Soeripto sangat perhatian dan sangat menghargai wartawan. "Bahkan tulisan-tulisan kita diapresiasikannya dengan baik. Kalau dia suka dengan tulisan kita, dia langsung mengucapkan terima kasih kepada kita," tambahnya. Kita Soeripto sudah kembali kepada sangat Penciptanya. Semoga segala jasa yang diberikannya kepada Riau selama memimpin daerah ini mendapatkan balasan dari Allah SWT. Selamat jalan Soepripto, sahabat para wartawan.(Adrizas)

Berita Lainnya

Index