Sosialisasi Program Desa Siaga lewat Safari Ramadhan

PEKANBARU (RiauInfo) - Kesehatan ibu dan anak tidak hanya terbatas pada dimensi medis, tapi juga memiliki dimensi agama. Pada bulan Ramadhan ini, sosialisasi Program Desa Siaga di wilayah Minas dan sekitarnya dilakukan melalui dimensi keagamaan, dengan dibantu oleh beberapa ustadz yang memberikan ceramah setelah Salat Isya menjelang Tarawih.
Program ini sekaligus melengkapi program-program pelatihan bagi tenaga medis yang sudah dilaksanakan di beberapa puskesmas di Kecamatan Minas. “Jadi tak hanya pengetahuan medis, tapi juga dari sisi spiritual orang tua, khususnya ibu hamil, agar menjaga kehamilan dengan baik sehingga nantinya akan lahir bayi yang sehat pula,” tutur Suyanto, Team Manajer PGPA PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) Minas. Program sosialisasi kesehatan ibu dan anak di bulan Ramadhan ini dilaksanakan di Desa Minas Jaya, Minas Timur, Minas Barat, Rantau Bertuah, dan Mandi Angin pada 12–22 Agustus. Ada tiga orang ustadz yang akan membantu penyampaian materi tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak dari persepektif Islam. Ketiga ustadz itu adalah Ustadz Suardi Chan, Edi Putrayono, dan Alwi. Sosialisasi ini merupakan rangkaian dari Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kecamatan Minas yang dijalankan PT CPI sejak awal tahun hingga akhir tahun ini. PT CPI bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Siak dan JHPIEGO, sebuah lembaga nonprofit internasional, yang bertindak sebagai pelaksana program. Program KIA bertujuan mendorong terciptanya Desa Siaga KIA sehingga dapat menekan risiko kematian dalam proses persalinan di tengah keterbatasan tenaga medis di wilayah Kecamatan Minas.. Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu target pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Pada salah satu sesi di Masjid Al Hijrah Minas Jaya pekan lalu, ustadz Suardi Chan menyatakan bahwa para orang tua memiliki kewajiban untuk menjaga dan memelihara diri mulai dari tahap berhubungan hingga terlahir anak yang sehat hingga tumbuh menjadi dewasa kelak. “Berikan hak anak untuk menyusu selama dua tahun penuh. Selain itu, istri dan suami harus tolong-menolong di dalam berbuat kebajikan ketika membesarkan sang anak,” paparnya. Ustadz Suardi Chan juga mengimbau kepada masyarakat agar memanfaatkan Program Desa Siaga sebagai suatu momen kebajikan dalam membantu ibu hamil dan sesama. “Apalagi kita yang merupakan sasaran langsung dan semoga kita tidak hanya menjadi penonton semata. Mulai sekarang mulailah menjadi pelaksana yang sebenarnya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di desa kita pada khususnya, dan negeri kita pada umumnya,” paparnya.(ad/rls)

Berita Lainnya

Index