"Studi Banding atau Jalan-jalan, Pak...?"

PEKANBARU (RiauInfo) - Memang sangat ironis dengan anggaran sebesar Rp1,6 miliar. Meskipun mendapat kecaman, 54 anggota DPRD Riau tetap akan "terbang" ke Luar Negeri. Tidak tanggung-tanggung, kepergian yang dikemas dalam bentuk studi banding plus jalan-jalan ini, akan berlangsung selama delapan hari.

"Itu hal yang tidak masuk diakal. Sudah sebaiknyalah kegiatan ini dapat ditinjau ulang. Sekarang ini studi banding lebih efektif bila dilakukan di Indonesia," kata Algozhi alumni Universite Franco Italienne kepada RiauInfo di Mall Ciputra, Jumat (3/8). Menurutnya, alangkah baiknya rombongan DPRD Riau mengundang pakar atau anggota parlemen negara yang ingin dikunjungi datang ke Indonesia. "Tak perlu banyak. Toh hasilnya juga sama. Intinya kan tetap mendapat ilmu," katanya. Dengan cara tersebut, profesionalitasnya lebih bisa dipertanggungjawabkan. Dengan begitu, diharapkan tidak akan menimbulkan kontroversi. Hal itu juga menghemat keuangan Daerah. "Kan biayanya lebih murah. Daripada mengirim rombongan ke luar negeri," keluhnya. Jika tetap melakukan studi banding ke luar negeri, dewan perlu menyampaikan hal itu secara terbuka kepada publik. Termasuk siapa dan negara mana yang akan dikunjungi. Selain itu, siapa yang akan ditunjuk berangkat harus benar-benar yang kompeten. "Coba kita contohkan, dikirim ke Itali. Paling tidak, mereka bisa bahasa Itali. Kalau ke Turki, mereka bisa berbahasa Truki," terangnya lagi. "Saya dan masyarakat pun tidak ingin memiliki wakil rakyat yang tidak berkualitas. Studi banding anggota dewan sebenarnya masih diperlukan. Hanya, pelaksanaannya perlu diperbaiki. Termasuk masalah transparansinya," terangnya. "Sebenarnya kegiatan Studi banding atau Jalan-jalan nih Pak ...?," katanya mengakhiri. (Dd)
 

Berita Lainnya

Index