Tekanan Rendah Samudera Hindia Sedot Hujan di Riau

PEKANBARU (RiauInfo) - BMG menyatakan tekanan rendah di Sumadera Hindia menjadi penyebab utama cuaca panas di Riau dua hari terakhir. Tekanan rendah di Samudera Hindia itu menyedot masa udara di sebagian wilayah Sumatera termasuk di provinsi Riau. 

Menurut Blucer Dolog Saribu yang menjabat kepala Badan Metorologi dan Geofisika (BMG) Pekanbaru, melalui staf analisa Ardhitama mengatakan, intensitas hujan semestinya relatif meningkat pada Oktober ini di Riau. Namun massa udara lembab yang seharusnya membentuk awan rawan hujan tersedot ke daerah pusaran angin ke wilayah Samudera Hindia sekitar bagian Barat Sumatera. Pembentukan awan sarat hujan di wilayah Riau pun terganggu dalam dua hari terakhir. Menyusul gangguan itu, BMG mendapatkan temperatur udara maksimum mencapai 34 Derjat Celsius di Riau Jumat (10/10) ini. Peluang hujan pun mulai menipis dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali muncul di sejumlah kabupaten di Riau. BMG Stasiun Pekanbaru hanya menangkap sedikit peluang hujan terjadi di wilayah perbatasan Riau dengan provinsi Sumatera Utara. Wilayah itu antara lain sebagian kabupaten Rokan Hulu dan kabupaten Rokan Hilir yang berbatas langsung dengan provinsi Sumatera Utara. Hujan berintensitas ringan hingga sedang itu diperkirakan terjadi pada tengah malam ini. Menurut BMG, cuaca panas ini akan berakhir saat pengaruh dari Samudera Hindia tersebut berubah. Namun BMG tidak bisa menentukan perubahan pusaran angin di Samudera Hindia tersebut berakhir. "Jika gangguan itu berubah arah, kemungkinan cuaca di Riau kembali rawan hujan bulan ini,"ujar Ardhitama.(Surya)

Berita Lainnya

Index