UASBN SD Terus Disosialisasikan Disdikpora Bengkalis

BENGKALIS (RiauInfo) - Guna menghadapi pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional UASBN tingkat Sekolah Dasar (SD), Bupati H Syamsurizal mengatakan sudah menginstruksikan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bengkalis untuk melakukan sosialisasi.

“Sosialisasi itu perlu dilakukan Disdikpora secara intensif, karena UASBN yang menggunakan lembar jawaban komputer (LJK) ini baru pertama kali dilaksanakan, sehingga para siswa mesti dipersiapkan sedini mungkin agar menjadi lebih siap,” ujar Syamsurizal seperti disampaikan Kabag Humas Pemkab Bengkalis, Rabu (13/2). Ketika dikonfirmasi, Kepala Disdikpora Kabupaten Bengkalis, Sya’ari membenarkan adanya instruksi bupati tersebut. “Sebagai tindaklanjutnya, kita sudah memanggil seluruh kepala sekolah (Kasek) SD daerah ini. Selanjutnya Kasek mensosialisasikan hal tersebut di sekolah masing-masing. Persiapan ini memang penting, agar siswa terbiasa menghadapi ujian yang menggunakan LJK,” ungkap Sya’ari. Apa yang dikatakan Sya’ari itu dibenarkan Kepala SD Negeri 01 Kecamatan Bengkalis, Nurzairina.. “Untuk kecamatan Bengkalis sosialisasi UASBN bagi Kepsek SD sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Dan hal itu juga sudah kita tindaklanjuti dengan mensosialisasikannya kepada orang tua siswa kelas VI,” terangnya. Mengenai persiapan yang dilakukan pihak sekolah dalam rangka mempersiapkan siswa menghadapi UASBN, Nurzairina menjelaskan, sejak beberapa waktu lalu, para siswa kelas VI di SD yang berlokasi di Jalan Sri Pulau Kota Bengkalis itu, sudah diberi tambahan pelajaran secara intensif. Termasuk latihan mengerjakan soal-soal sesuai dengan standar UASBN. “Untuk kegiatan pelajaran tambahan ini, pihak sekolah mendatang instruktur dari luar. Sesuai dengan mata pelajaran yang akan diujikan dalam UASBN, instruktur tersebut merupakan guru-guru terbaik dari sejumlah sekolah di Kecamatan Bengkalis dan Bantan,” imbuhnya. Pelajaran tambahan itu, sambungnya diberikan di luar waktu jam pelajaran regular. Karena pada sore hari siswa mengikuti sekolah agama di madrasyah, kegiatan pemberiaan pelajaran ini hanya dilakukan sampai sekitar pukul 14.00 Wib. “Guna mengefektikan waktu, sehabis jam pelajaran biasa, mereka tidak boleh pulang. Mereka makan siang yang diantar oleh orang tua mereka masing. Alhamdulillah, para orang tua mendukung kebijakan sekolah itu,” sambung Nurzairina. Meski demikian, Nurzairina sangat mengharapkan agar setiap orang tua siswa tetap memperhatikan proses belajar anak di rumah. “Apa yang dilakukan pihak sekolah ini tidak akan memberikan manfaat yang banyak apabila di rumah mereka tidak belajar dengan baik. Untuk itu partisipasi orang tua sangat diharapkan,” tegasnya. Tidak Berbeda Dijelaskan Sya’ari, pelaksanaan UASBN SD tingkat sekolah dasar ini tidak jauh berbeda dengan tingkat SMP maupun SMA. Hanya saja untuk jawaban soalan, peserta ujian tidak melingkari bulatan yang disediAkan, tetapi cukup memberi tanda silang. Hal ini sesuai ketentunya dari pusat. Tujuannya, untuk memudahkan siswa memberikan jawaban. Disinggung tentang jumlah calon peserta UASBN Sya’ari tidak ingat angka pastinya. Namun, katanya jumlahnya diperkiraan mencapai 14.000 siswa. Adapun mata pelajaran yang diujikan pada UASBN ini meliputi Matematika, Bahasa Indonesia dan IPA. “Banyak soal yang diujikan untuk masing-masing mata pelajaran tersebut adalah 50, 40 dan 40 soal, dengan alokasi waktu yang diberikan pada siswa untuk menyelesaikan selama 120 menit untuk setiap mata pelajaran. Mengenai criteria kelulusan, sebagaimana juga dikatakan Syamsurizal, Sya’ari mengatakan bahwa kriteria kelulusan UASBN, ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan dua hal. “Yaitu nilai minimum setiap mata siswaan yang diujikan dan nilai rata-rata ketiga mata siswaan tersebut,” jelasnya. Mengenai pemeriksaan lembar jawaban UNSBN, lanjut Sya’ari, juga tidak sama seperti pada tingkat SLTP dan SLTA. Untuk UASBN tingkat SD ini, pemeriksaan dilaksanakan di tingkat kabupaten, kemudian hasilnya dikirim ke provinsi. Menurut, setiap jawaban yang masuk ke kabupaten, langsung diperiksa melalui scener. Untuk kabupaten Bengkalis diberi satu unit scener yang akan memeriksa lembar jawaban yang berjumlah sekitar 40 ribu lebih lembar jawaban. Scener ini akan memeriksa LJK setiap jamnya sebanyak 3 ribu lembar. Jika lembar jawaban mencapai 40 ribu, maka waktu yang dibutuhkan selama 12 jam lebih. “Persoalannya kata Sya’ari, ketika terjadi eror saat pemeriksaan. Maka waktu yang dibutuhkan lebih lama lagi. Makanya pada rapat di tingkat provinsi belum lama ini, sejumlah kabupaten mengusulkan perlunya adanya penambahan scenner. Hal ini untuk mengantisipasi kesalahan tersebut,” katanya.(ak/rls)
 

Berita Lainnya

Index