Baequni alias Babeh (48) membunuh anak yang disobominya termotifasi dari upaya menutup aib. Motif ini salah satu alasan Babeh adalah seorang normal kejiwaannya yang memiliki perilaku seks menyimpang.
Tidak sedikit kaum gay, bencong atau homoseksual yang bisa berbuat seperti Babeh, termasuk di Kota Pekanbaru. Kaum gay relatif sulit untuk diketahui secara fisik. Lain hal dengan bencong yang berani menampilkan diri mereka sebagai wanita di depan khalayak ramai. Bahkan, bencong merupakan gelar bagi laki-laki yang memerkan diri mereka sebagai wanita di depan umum.
Jiwa pembunuh berdarah dingin lebih banyak dimiliki oleh Kaum Babeh dibanding para bencong. Karena kaum gay merupakan homoseksual yang tetap bersembunyi dibalik kostum pria-nya. Bahkan tidak jarang para gay juga menikah dengan para wanita dan punya anak.
Perilaku sadis kaum gay ini akan terbuka saat merasa 'bungkus' prianya terancam terbuka di khalayak ramai. Hal ini terjadi dalam kasus Babeh Baiquni. Di Pekanbaru, keberadaan kaum gay mesti diwaspadai di kawasan Jalan Cut Nyak Dien.
Setiap malam kaum gay ini ada di sejumlah titik jalan tersebut. Umumnya, mereka berusia rata-rata setara Babeh Baequni. Sejumlah penjaga kantor pemerintahan di jalan Cut Nyak Dien mengaku sering menjadi bahan rayuan bagi kaum gay ini.
"Selain gay dan bencong, para lesbian juga sering nongkrong di Cut Nyak Dien ini. Kalau gay umumnya agal tua-tua. Sedangkan bencong dan lesbian kebanyakan masih muda-muda. Kita ngeri juga lewat Cut Nyak Dien ini jika mereka ada, apalagi sudah larut malam,"ungkap seorang penjaga kantor kepada RiauInfo.