PT Sampoerna Agro Tbk. Mengoptimalkan Investasi TI dan Menurunkan Total Cost of Ownership (TCO) dengan VMware vSphere
Jakarta, 30 Oktober 2014 - VMware Inc. (NYSE: VMW), pemimpin global dalam virtualisasi dan infrastruktur cloud dan PT Sampoerna Agro Tbk. (Sampoerna Agro), sebuah perusahaan produsen minyak kelapa sawit terkemuka di Indonesia, hari ini mengumumkan bahwa Sampoerna Agro telah memvirtualisasikan infrastruktur TI yang telah ada untuk mengoptimalkan investasi TI mereka. Melalui penggunaan VMware vSphere®, Sampoerna Agro telah mengurangi
total cost of ownership (TCO) mereka dan menyempurnakan manajemen sumber daya, dimana mereka bisa mengukurnya berdasarkan pertumbuhan perusahaan. Melalui kerjasama dengan VMware, Sampoerna Agro bertujuan untuk memaksimalkan
return of investment (ROI) dan meningkatkan efisiensi layanan TI.
ROI yang lebih baik melalui optimalisasi sumber daya
Sebelum mengimplementasikan solusi-solusi VMware, Sampoerna Agro sangat bergantung pada server fisik mereka. Model TI kapital dan padat karyanya tidak dipersiapkan dengan baik untuk meningkatkan kecepetan respon dan rencana-rencana ekspansi perusahaan. Sumber-sumber daya digunakan dengan biaya operasional yang tinggi, yaitu dengan hanya 25 persen server-server mereka yang digunakan, ditambah lagi kebutuhan Sampoerna Agro untuk membangun server-server baru untuk setiap aplikasi baru mereka. Penggunaan VMware vSphere memungkinkan optimalisasi sumber daya, dengan kapasitasnya yang meningkat dari 25 persen menjadi 80 persen. Ini juga memotong jumlah server yang digunakan, dari 13 menjadi tiga. Optimalisasi sumber daya ini memberikan Sampoerna Agro sebuah
return on investment (ROI) yang lebih baik, menghemat biaya tambahan hasil dari pengurangan penggunaan daya, tenaga manusia dan kebutuhan-kebutuhan ruang untuk menyimpan server-server fisik.
Sebelum mengadopsi VMware vSphere, Sampoerna Agro dibatasi dalam hal kemampuan mereka untuk bisa bereaksi pada berbagai permintaan TI yang baru. Aplikasi-aplikasi dan berbagai pembaruan baru biasanya membutuhkan waktu tunggu dan instalasi selama 8 minggu. Proses baru dengan VMware ini telah mengurangi waktu tunggu hingga dalam hitungan jam, membuat proses bisnis menjadi lebih lancar, lebih sederhana dan lebih mudah diukur.
“Cloud computing dan transisi dari infrastruktur fisik menuju virtual merupakan transformasi TI yang paling signifikan saat ini. VMware vSphere telah mengubah cara kami melakukan kerja operasional dalam mendukung berbagai kebutuhan bisnis. Hal ini membantu kami untuk menyediakan server-server baru dalam hitungan jam, serta mengurangi biaya pengadaan dan energi. Virtualisasi juga memungkinkan kami mengurangi waktu
backup, kegagalan sistem, dan meningkatkan server untuk mendukung kontinuitas bisnis - semua dengan kemudahan dalam penggunaan, serta tingkat fleksibilitas dan kemudahan pengelolaan yang sangat tinggi,” ujar Franky Nathanael, ICT Infrastructure Manager, Sampoerna Agro.
Kemudahan manajemen melalui sistem TI yang lebih sederhana, efisien dan agile
Penggunaan vSphere telah memampukan Sampoerna Agro untuk lebih leluasa bergerak dengan biaya kapital dan operasional yang lebih rendah sebesar 60 persen. Lebih lanjut lagi, biaya beban daya dan peralatan pendingin juga berkurang sebesar 50 persen. Infrastruktur virtual Sampoerna Agro kini hanya membutuhkan satu tim yang lebih ramping untuk pemeliharaan, menghemat sumber-sumber daya dan tenaga manusia untuk mendukung berbagai kantor baru untuk mengejar rencana-rencana perluasan perusahaan yang agresif.
“Sampoerna Agro adalah satu contoh pelanggan kami yang memahami keutamaan virtualisasi bagi bisnisnya, dan telah mengkaji berbagai solusi di pasaran untuk mendorong efisiensi dan produktivitas bisnis,” ujar Andreas Kagawa, Country Manager, VMware Indonesia. “VMware merasa terhormat untuk mendukung Sampoerna Agro karena mereka terus berupaya mendorong peralihan bisnis melalui transformasi TI pada perjalanan mereka menuju cloud dan memberikan IT-as-a-service.”
Bersama dengan mitranya, Microreksa, migrasi dari server fisik menuju virtual mereka telah selesai dengan
downtime yang minimal, yaitu kurang dari dua bulan. Dengan server dan perangkat penyimpanannya yang telah diaktifkan, Sampoerna Agro kini memiliki sebuah infrastruktur TI yang sangat handal dan mampu menangani kebutuhan-kebutuhan perusahaan yang terus tumbuh tersebut. Ketika dibutuhkan, Sampoerna Agro kini dapat membangun sebuah server baru kurang dari empat jam.
“Dengan waktu pengadaan yang telah diperbaiki secara signifikan, kini kami mampu untuk lebih cepat merespon kebutuhan-kebutuhan bisnis kami,” ujar Frans Hidajat, Business Solution Manager, Sampoerna Agro. “Tim kami memberitahu saya bahwa karena virtualisasi-lah yang membuat hal ini terjadi.”
Siap untuk masa depan
Sampoerna Agro sedang mempersiapkan untuk lebih jauh lagi memanfaatkan infrastruktur virtualnya dalam rangka memperbaiki kemampuan pengelolaan armada desktop mereka dan mengubah cara tim TI mereka menyediakan sumber-sumber daya kepada bisnis perusahaan. Divirtualisasi dan diperkuat oleh VMware vSphere, Sampoerna Agro kini memiliki fondasi untuk memperkuat perusahaan manfaatkan keunggulan-keunggulan layanan hybrid cloud lebih dalam lagi.