Peran dan Proses Akuntansi syariah di Bank Syariah

Peran dan Proses Akuntansi syariah di Bank Syariah
Ilustrasi

Oleh: Djacinta Sephia Putri, mahasiswa IAI Tazkia Bogor

Akuntansi syariah merupakan elemen penting dalam operasional bank syariah. Tanggung jawab utamanya adalah memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah Islam dalam semua aspek transaksi dan penyajian laporan keuangan. Perbankan syariah mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini disebabkan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap transaksi keuangan halal dan pentingnya mengikuti prinsip Islam.
Akuntansi syariah berperan penting dalam mendukung perkembangan industri ini. dasar-dasar akuntansi syariah, akuntansi syariah didasarkan pada Al-Quran dan hadits serta sumber hukum Islam lainnya seperti Ijmaa dan Qiyas.

Prinsip-prinsip syariah yang mendasari akuntansi syariah antara lain:

A. Larangan riba: Riba adalah bunga atau keuntungan dari peminjaman uang. Dalam Islam, riba dianggap sebagai bentuk eksploitasi dan penipuan dan dilarang keras.
B. Prinsip bagi hasil: Prinsip ini menekankan pada pembagian keuntungan dan kerugian secara adil antara pemilik modal dan pengelola.
C. Larangan Gharar: Gharar adalah ketidakpastian yang berlebihan dalam perdagangan.

Akuntansi syariah mensyaratkan transaksi bebas gharar untuk menjamin keadilan dan transparansi. Ada prinsip Akad yaitu, segala transaksi dalam Islam harus berdasarkan akad yang sah dan sesuai syariat. Ada prinsip akuntansi syariah, ada juga prinsip akuntansi syariah tertuang dalam Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah) yang diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI).

SAK Syariah mengatur berbagai aspek akuntansi syariah, antara lain: Pengakuan aset, liabilitas dan ekuitas: SAK Syariah menetapkan standar pengakuan aset, liabilitas dan ekuitas dalam transaksi Syariah. Penilaian Aset, Liabilitas, dan Ekuitas: SAK Syariah mengatur bagaimana aset, liabilitas, dan ekuitas diukur sesuai dengan prinsip syariah. Catatan transaksi: SAK Syariah memberikan panduan pencatatan transaksi Syariah yang kompleks dan beragam. Penyajian laporan keuangan: Syariah mengatur format dan isi laporan keuangan syariah yang disajikan oleh bank syariah. Penerapan akuntansi syariah pada produk dan layanan perbankan syariah akuntansi syariah diterapkan pada berbagai produk dan layanan perbankan syariah, antara lain: Pembiayaan: Instrumen keuangan syariah seperti Mudarabah, Murabahah dan Ijarah harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan SAK Syariah terkait. Pengembalian dana: Produk pengembalian dana syariah seperti tabungan wadiah dan deposito syariah wajib dicatat dan dilaporkan sesuai dengan SAK Syariah yang bersangkutan. Zakat, infaq dan sedekah: Bank syariah wajib mencatat dan melaporkan transaksi zakat, infaq dan sedekah secara akurat dan transparan.

Proses akuntansi syariah di bank syariah proses akuntansi syariah di bank syariah biasanya mengikuti Langkah-langkah berikut.

1. Identifikasi transaksi, bank syariah mengidentifikasi setiap transaksi yang dilakukan, pinjaman, simpanan, dan jasa perbankan lainnya. Setiap transaksi diklasifikasikan menurut sifat dan prinsip syariah.
2. Catatan transaksi, transaksi dicatat dalam buku besar dan sistem akuntansi bank syariah sesuai dengan standar akuntansi syariah.
3. Penilaian aset dan liabilitas, aset dan liabilitas bank syariah dinilai berdasarkan prinsip syariah. Misalnya penilaian suatu aset sewaan didasarkan pada tingkat bagi hasil yang disepekati.
4. Penyusunan laporan keuangan, bank syariah menyusun laporan keuangan syariah yang terdiri dari neraca syariah, laporan laba rugi syariah, dan laporan arus kas syariah. Laporan keuangan ini telah disusun sesuai dengan standar akuntansi syariah dan telah diaudit oleh auditor independen syariah.
5. Pengungkapan, bank syariah wajib mengungkapkan informasi kepatuhan ini penting untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di bank syariah. Penerapan akuntansi syariah pada bank syariah merupakan proses yang kompleks dan memerlukan keahlian khusus. Bank syariah memerlukan tim akuntan yang kompeten dengan pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip syariah.

Tantangan dan prospek akuntansi syariah, akuntansi syariah menghadapi beberapa tantangan, antara lain: Kompleksitas transaksi syariah: Transaksi syariah seringkali lebih kompleks dibandingkan transaksi tradisional, sehingga diperlukan lebih banyak hal.

Standar akuntansi yang rinci dan komprehensif.

A. Kurangnya harmonisasi standar akuntansi Syariah: Karena tidak ada standar akuntansi syariah yang diterima secara universal, mungkin terdapat perbedaan dalam penyajian laporan keuangan syariah di antara bank-bank syariah di berbagai negara. Standar akutansi di Indonesia masih tahap pengembangan, tidak semua instrumen keuangan syariah memiliki standar akuntansi yang sesuai, ini mungkin menimbulkan pertanyaan tentang interpretasi dan penerapan akuntansi syariah.
B. Keterbatasan sumber daya manusia: Terdapat kekurangan sumber daya manusia yang memiliki keahlian di bidang akuntansi syariah. Jumlah akuntan syariah yang profesional dan bersetifikat masih terbatas, kurangnya lembaga pendidikan dan pelatihan akuntansi syariah yang berkualitas, ini dapat menghambat penerapan akuntansi syariah secara keseluruhan.
C. Rendahnya kesadaran Masyarakat, pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah dan akuntansi syariah masih rendah. Masih banyak Masyarakat yang belum memahami prinsip syariah dalam transaksi keuangan, ini menjadi hambatan bagi perkembangan industri keuangan syariah dan penerapan akuntansi syariah.
D. Persaingan dengan akuntansi konvensional, akuntansi konvensional lebih mapan dan memiliki standar yang lebih komprehensif. Akuntansi syariah masih dalam tahap pengembangan dan masih belum ada standar yang komprehensif seperti akuntansi konvensional, ini membuat akuntansi syariah menjadi kurang kompetitif di mata investor dan pelaku ekonomi.

Meskipun ada beberapa tantangan, terdapat prospek cerah bagi akuntansi syariah seiring dengan pertumbuhan industri perbankan syariah global.

A. Pertumbuhan industri keuangan syariah, industri keuangan syariah di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang luar biasa, ini membuka peluang bagi akuntan syariah untuk berkarir di industri keuangan syariah.
B. Peningkatan permintaan akan akuntan syariahs, seiring dengan pertumbuhan industri keuangan syariah, permintaan akan akuntan syariah yang professional dan bersertifikat juga akan meningkat.
C. Dukungan pemerintah, pemerintah Indonesia sedang fokus mengembangakan industri keuangan syariah, ini terlihat dari berbagai kebijakan dan regulasi yang mendukung perkembangan industri keuangan syariah, termasuk akuntansi syariah
D. Potensi pasar global, pasar keuangan syariah global sangat besar, namun potensinya masih belum tergarap secara maksimal. Akuntan syariah di indonesia mempunyai kesempatan untuk berkarir di pasar keuangan syariah global.
E. Perkembangan teknologi, perkembangan teknologi dapat membantu mengembangkan akuntansi syariah, teknologi dapat digunakan untuk menciptakan standar akuntansi syariah yang lebih komprehensif dan mudah diakses. Teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan akuntansi syariah.

Penguatan harmonisasi standar akuntansi syariah, pengembangan pendidikan dan pelatihan akuntansi syariah, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya akuntansi syariah akan menjadi faktor penting untuk mendorong kemajuan akuntansi syariah di masa depan.
 

#Artikel Mahasiswa

Index

Berita Lainnya

Index