Menteri ESDM dan Kepala SKK Migas Tinjau Kesiapan Industri Migas Nasional untuk Mendukung Produksi Hulu Migas

Menteri ESDM dan Kepala SKK Migas Tinjau Kesiapan Industri Migas Nasional untuk Mendukung Produksi Hulu Migas
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral didampingi Kepala SKK Migas melakukan kunjungan kerja pada Rabu (12/6) ke fasilitas produksi PT Saipem Indonesia Karimun Yard (SIKY) dan Baker Hughes di Kepulauan Riau.

JAKARTA (Riauinfo)  - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, bersama Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, melakukan kunjungan kerja ke fasilitas produksi PT Saipem Indonesia Karimun Yard (SIKY) dan Baker Hughes di Kepulauan Riau. Kunjungan ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam mempersiapkan industri migas nasional untuk mendukung proyek-proyek besar hulu migas yang akan datang.

Dalam kunjungan yang berlangsung pada Rabu (12/6), Menteri Arifin menekankan pentingnya peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam industri migas. "Kami sangat mendorong Saipem untuk memenuhi TKDN semaksimal mungkin dan memanfaatkan peralatan dalam negeri. Hal ini tidak hanya akan mendukung industri lokal tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat kapasitas sumber daya manusia kita," ujar Arifin.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menambahkan bahwa investasi hulu migas yang masif dan agresif harus diimbangi dengan kesiapan dari pabrikan untuk memenuhi kebutuhan proyek yang terus meningkat. "Kunjungan ke pabrikan dalam negeri yaitu Saipem Indonesia dan Baker Hughes, adalah bentuk dukungan langsung Pemerintah dan SKK Migas terhadap penggunaan produk dalam negeri," kata Dwi.

Rencana pengadaan barang/jasa hulu migas tahun 2024 mencapai sekitar US$ 13,9 miliar atau setara dengan sekitar Rp 219 triliun, dengan target TKDN sebesar 57%. Ini berarti akan ada sekitar Rp 124,8 triliun pembelanjaan hulu migas di dalam negeri. Dwi menekankan bahwa hal ini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, baik di pusat maupun daerah, melalui pertumbuhan pajak, lapangan kerja, dan penguatan industri dalam negeri.

Peningkatan TKDN ini diharapkan dapat mendukung kemandirian industri nasional dan menciptakan efek ganda yang signifikan pada perekonomian nasional. Sebagai contoh, Pertamina telah berhasil melakukan penyerapan realisasi TKDN hingga 47% dari total TKDN BUMN secara nasional, atau sebesar Rp 374 triliun pada tahun 2023. Ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam mendukung industri dalam negeri dan menggerakkan perekonomian Indonesia secara berkelanjutan.

Kunjungan ini juga menandai komitmen pemerintah dalam mendukung industri hulu migas dan menegaskan peran strategisnya bagi perekonomian nasional. Dengan adanya temuan besar di Kutai Kalimantan Timur dan Andaman Aceh, serta proyek-proyek strategis seperti Blok Masela, Blok Andaman, Blok Kutai, dan proyek Carbon Capture Ubadari, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk meningkatkan produksi migas nasional dan mendukung kebijakan transisi energi pemerintah.

#SKK Migas

Index

Berita Lainnya

Index