PEKANBARU (Riauinfo) — Profesor Dr Ir Deni Efizon MSc, dosen senior Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau (FPK Unri), Selasa (10/12) di lingkungan Unri, dikukuhkan sebagai Guru Besar (GB) dalam bidang kepakaran ‘Konservasi Sumber Daya Perairan’ pada FPK Unri. Bersama Prof Deni, juga dilantik 12 GB lainnya dari berbagai fakultas di lingkungan Unri.
Pengukuhan dilakukan oleh Rektor Unri Prof Dr Sri Indarti SE MSi didampingi Ketua Senat Unri Prof Dr Ir Zulkarnaini MSi, dalam Sidang Senat Terbuka di Gedung Student Center, Unri, Panam, Pekanbaru. Ke-12 GB lainnya ialah Prof Dr Hermandra SPd MA (FKIP/Wakil Rektor III Unri), Prof Dr Firdaus SH MH (FH), Prof Dr Roza Elvira SSi MSi (FMIPA), Prof Herman (FMIPA), Prof dr Arfianti MBiomed MSc PhD (FK), Prof Dr dr Ismawati MBiomed (FK), Prof Dr Ir Efriyeldi MSi (FPK), Prof Dr Ir Syafruddin Nasution MSc (FPK), Prof Wan Nishfa Dewi SKp MNg PhD (FKp), Prof Dr Drs Azwir Nasir MM Ak CA (FEB), Prof Dr Yusmarini SPt MP (FP), dan Prof Dr Dewi Fortuna Ayu STP MSi (FP).
Turut hadir, antara lain Pj Gubernur Riau, Ketua Umum LAM Riau R Marjohan Yusuf, H Taufik Ikram Jamil, H Saleh Djasit SH, dan para Rektor Perguruan Tinggi di Pekanbaru.
Rektor Prof Sri Indarti sangat gembira atas pencapaian tertinggi akademik ke-13 dosen ini. Karena akan memberikan sumbangsih terbesar bagi kemajuan Unri ke depan. ”Ini akan melempangkan jalan kita menuju universitas berkelas internasional,” katanya.
Sementara itu, dalam pidato pengukuhannya berjudul “Terubuk, Ikan Ekonomis Penting yang Disia-siakan,” Deni Efizon yang lahir di Sungai Salak, Inhil (1966) ini, memaparkan perjalanan panjangnya, selama 1993-2024, dalam meneroka kehidupan ikan Terubuk ( _Tenualosa_ spp.)di Indonesia. Menurut Prof Deni, Terubuk adalah salah satu ikan mahal, memiliki nilai ekonomis penting, terutama bagi nelayan di kawasan Selat Malaka (Riau dan Sumut) serta Kalimantan. “Harganya mencapai Rp 150 ribu per kilo. Kalau harga telurnya bisa sampai Rp 3 juta sekilo,” tutur suami dari Dr Ir Alit Hindri Yani MSc, yang juga dosen FPK Unri.
Namun ikan ini sudah terancam punah, karena ditangkap saat ikan bermigrasi untuk bertelur, dan terjadinya degradasi lingkungan ikan langka ini. Dia mengidentifikasi terdapat tiga spesies ikan Terubuk di Indonesia, yaitu _Tenualosa macrura_ (di Bengkalis, Riau), _Tenualosa ilisha_ (Labuhanbatu, Sumut), dan _Tenualosa toli_ (Kalbar). Karena itu, sebagai ilmuwan konservasi sumberdaya perairan, sejak lama Prof Deni sudah bekerja dan mendorong para pengambil kebijakan, agar melindungi kelangsungan hidup ikan Terubuk ini.
Hasilnya, saat ini telah terbit empat kebijakan penting untuk itu: (a) Perbup Bengkalis No 15/2010; (b) Kepmen Kelautan dan Perikanan (KP) No Kep 59/Men/2011 yang merupakan SK Menteri KP pertama khusus untuk melindungi ikan; (c) Pergub Riau No 78/2012; dan (d) Kepmen KP No Kep/210/2023 yang mengatur jadwal penangkapan ikan Terubuk.
Prof Deni Efizon adalah alumni S1 FPK Unri (tamat 1990), S2 bidang _Environmental Management_ Universiti Kebangsaan Malaysia (2001), dan S3 Program Doktor Ilmu Pertanian, Jurusan Perikanan dan Kelautan di Unpad Bandung (2012). Disertasinya berjudul, “Model Pengelolaan Perikanan Terubuk (Tenualosa macruca) Terpadu dan Berkelanjutan di Perairan Bengkalis, Riau.” Di semua level pendidikan itu, Deni selalu meraih prediket lulusan tercepat dan terbaik.
Sejak itu, Deni tunak dan konsisten mengajar, melakukan riset, dan pengabdian kepada masyarakat atas ilmu konservasi ikan terubuk yang didalaminya. Hasil perjuangan panjangnya meneliti ikan Terubuk, Deni memperoleh apresiasi dan nominasi penerima penghargaan “Kehati Award.” Di kampus, Deni mengampu sembilan mata kuliah di program S1, empat mata kuliah di S2, dan tiga mata kuliah di S3. Diantaranya mata kuliah dinamika populasi, konservasi sumberdaya perairan, manajemen sumberdaya perairan, dan manajemen wilayah pesisir.
Deni sudah menerbitkan 18 judul buku yang berkaitan dengan bidang ilmu yang ditekuninya, dan menjadi reviewer di berbagai jurnal nasional dan internasional bereputasi. Saat ini Deni telah mengantongi enam Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Dalam dua tahun terakhir, Deni banyak terlibat dalam 12 proyek penelitian dengan pihak luar, bernilai milyaran rupiah. Diantaranya Monitoring UPL PLTD Tersebar PT PLN, Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis RPJM Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Deni juga banyak terlibat dalam merumuskan kebijakan publik dan rekayasa sosial. Baik yang disusun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah, Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Kabupaten Kota yang ada. Saat ini, Deni dipercaya sebagai Tim Ahli E-PANJI Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Di luar bidang akademik, baru-baru ini Deni terlibat sebagai Dewan Pertimbangan Kadin Provinsi Riau. Selain itu, menjadi Panitia Seleksi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pemerintah Provinsi Riau, Kota Pekanbaru dan Kabupayten Indragiri Hulu. Yang teranyar, Deni didapuk sebagai Tim Panelis Debat Calon Bupati/Wakil Bupati Kepulauan Meranti dan Indragiri Hilir.