PEKANBARU (RiauInfo) - Teknologi bakal menjadi faktorutamadalam pengembangan sektor minyak dan gas di Provinsi Riau ke depan. Seiring kondisi lapangan yang semakin tua, terobosan teknologi sangat dibutuhkan dalam membantu optimalisasi jumlah minyak yang dapat diangkat ke permukaan bumi. Hal tersebut secara otomatis turut memperpanjang usia Produksi lapangan, sehingga aktivitas migas dapat lebih lama lagi berkontribusi terhadap perekonomian Riau. Penerapan teknologi dapat membantu pengembangan berbagai sumber energi secara efisien, berkesinambungan, dan andal.
Faktor penting itulah yang ditampilkan Chevron di arena Riau International Energy Expo (RIEX) 2011 yang erlangsung di Convention Center Hotel Labersa, Pekanbaru, 12-14 April 2011. Anjungan Chevron menampilkan materi-materiposter dan slideshow tentang berbagai teknologi yang selama ini menjadi salah satu keunggulan operasi Chevron di Indonesia, seperti teknologi injeksi air (water flood) dan injeksi uap (steam flood). Berbagai materi itu ditampilkan secara menarik melalui layar sentuh berukuran besar, sekitar 3,2 x 1,8 m.
’’Injeksi uap, misalnya, hasilnya mampu meningkatkan angka recovery minyak di Lapangan Duri sehingga tetap mampu berproduksi mulai 1954 sampai sekarang,’’ jelas Hanafi Kadir, Manajer Komunikasi PT Chevron Pacific Indonesia.Tidak hanya itu, saat ini Chevron tengah mengujicobakan alternatif teknologi lainnya, yakni surfactant, untuk optimalisasi recovery di Lapangan Minas.
Sementara di Kalimantan Timur, Chevron menjadi pionor dalam pengembangan proyek migas lepas pantai yang akan menjadi proyek paling dalam (ultra deep water) di laut Indonesia. Selain topik teknologi, anjungan Chevron juga menampilkan tentang keselamatan, keunggulan operasi, dan kontribusi operasi terhadap perkembangan daerah. Keberadaan Chevron selama lebih dari 85 tahun bermitra dengan pemerintah dan masyarakat Riau juga ditampilkan dalam pameran energi bertaraf internasional pertama di Riau itu.
Dalam event yang dibuka Menteri ESDM RI Dr. Darwin Zahedy Saleh pada Selasa lalu tersebut, Presdir PT CPI Abdul Hamid Batubara didapuk menjadi salah satu keynote speaker dengan presentasi tentang bagaimana membangun ketahanan energi masa depan. Chevron juga berbagi pengalaman terkait posisinya sebagai penghasil energi panas bumi (geothermal) terbesar di dunia. Sr. VP Chevron Geothermal Isikeli Taureka menjadi salah satu pembicara dalam sesi diskusi panel pada hari ini (14/4). Geothermal merupakan sumber energi bersih yang dapat menjadi sumber energi alternatif di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia, sekitar 27.000 MW.
Dalam presentasinya Hamid mengutip perkiraan The International Energy Agency (IEA), bahwa kebutuhan energi dunia meningkat 40 persen hingga 2030. Hal tersebut tentu harus diantisipasi karena energi merupakan kunci pendorong pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup manusia. Menurut Hamid, setidaknya ada tiga hal yang turut berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan energi masa depan, yakni sinergi, penerapan berbagai terobosan teknologi, dan kemitraan.
Pengelolaan lapangan tua (mature fields) seperti di Riau membutuhkan sinergi pengelolaan aset sebagai satu kesatuan agar penerapan teknologi berjalan efisien. Semua itu juga harus didukung oleh kemitraan dengan para pemangku kepentingan lokal agar aktivitas investasi di Riau terus bergulir dan memberikan manfaat bagi masyarakat.(ad/rls)